Apa Aja Sih Hal yang Wajib Diketahui Ketika Memilih Instrumen Investasi ???
Memulai perjalanan investasi adalah langkah besar yang bisa memberikan dampak signifikan terhadap keuangan jangka panjangmu. Namun, di tengah banyaknya pilihan instrumen investasi yang tersedia, tidak jarang seseorang merasa bingung menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Memilih investasi tidak hanya soal mengejar keuntungan, tetapi juga memahami risiko, tujuan, dan karakteristik masing-masing instrumen agar hasilnya sejalan dengan harapan.
Banyak orang sering kali terjebak dalam godaan investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Padahal, setiap instrumen investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang harus disesuaikan dengan profil risiko serta tujuan finansial. Memahami hal-hal mendasar seperti tingkat risiko, likuiditas, hingga potensi imbal hasil adalah kunci untuk membuat keputusan investasi yang cerdas dan tepat sasaran. Pada artikel ini, akan membahas 7 hal penting yang wajib kamu ketahui sebelum memilih instrumen investasi. Dengan pengetahuan ini, kamu dapat meminimalkan risiko kesalahan yang sering dilakukan oleh para investor pemula, sekaligus meningkatkan peluang keberhasilan dalam mengelola portofolio investasi secara optimal.
1. Pahami Profil Risiko
Setiap orang memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda-beda. Profil risiko adalah cerminan dari seberapa besar risiko yang bersedia kamu tanggung dalam berinvestasi. Jika kamu termasuk tipe konservatif, pilihlah instrumen dengan risiko rendah seperti deposito atau obligasi pemerintah.
Namun, jika kamu seorang risk taker, investasi saham atau cryptocurrency mungkin lebih cocok. Mengetahui profil risiko sangat penting agar kamu tidak mudah panik ketika nilai investasimu mengalami fluktuasi. Melakukan evaluasi terhadap profil risiko juga akan membantumu menyesuaikan investasi dengan tujuan jangka pendek atau panjang. Instrumen yang terlalu berisiko bisa merugikan jika tujuanmu hanya untuk mengumpulkan dana dalam waktu dekat.
2. Tentukan Tujuan Investasi
Tujuan investasi harus jelas sejak awal. Apakah kamu ingin menabung untuk dana pensiun, membeli rumah, atau sekadar mencari tambahan penghasilan ? Tujuan investasi akan mempengaruhi instrumen yang kamu pilih. Jika tujuannya untuk jangka panjang, seperti dana pensiun, kamu bisa memilih instrumen yang memberikan imbal hasil besar dengan risiko yang lebih tinggi, seperti saham.
Namun, jika untuk jangka pendek, pilihlah instrumen yang lebih aman dan likuid. Selain itu, tujuan investasi juga membantu mengarahkan alokasi dana yang tepat. Misalnya, kamu bisa membagi portofolio antara investasi berisiko rendah untuk kebutuhan mendesak dan investasi berisiko tinggi untuk pertumbuhan aset jangka panjang.
3. Ketahui Likuiditas Instrumen
Likuiditas mengacu pada seberapa cepat instrumen investasi dapat diuangkan tanpa kehilangan nilai. Ini adalah faktor penting yang sering kali diabaikan. Instrumen seperti saham atau reksa dana cenderung lebih likuid dibandingkan properti atau emas. Namun, likuiditas tinggi biasanya diikuti oleh volatilitas yang tinggi pula, sehingga perlu kehati-hatian dalam mengelolanya. Memilih instrumen dengan likuiditas yang sesuai dengan kebutuhan akan mempermudah kamu menghadapi situasi darurat tanpa harus merugi terlalu banyak. Pastikan kamu selalu memiliki sebagian portofolio di instrumen yang mudah dicairkan.
4. Perhatikan Tingkat Keamanan
Keamanan adalah salah satu faktor krusial dalam memilih investasi. Pilihlah instrumen yang memiliki regulasi jelas dan berada di bawah pengawasan lembaga yang terpercaya. Sebagai contoh, jika memilih investasi reksa dana, pastikan manajer investasi tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Demikian pula dengan investasi lainnya, hindari tawaran yang tidak memiliki legalitas yang jelas. Investasi ilegal atau bodong sering kali menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat, tetapi berisiko tinggi. Sebelum memutuskan, selalu lakukan riset mendalam dan jangan ragu untuk bertanya pada ahli.
5. Cek Biaya dan Pajak
Setiap instrumen investasi biasanya memiliki biaya dan pajak yang perlu diperhatikan. Misalnya, saham memiliki biaya transaksi, sedangkan properti memiliki pajak pembelian dan pemeliharaan. Biaya-biaya ini sering kali dianggap sepele, tetapi jika tidak diperhitungkan, dapat mengurangi imbal hasil investasi secara signifikan.