Uregensi Seleksi Calon Pegawai Berkualitas
Keberhasilan proses rekrutmen pegawai dapat mempengaruhi keberhasilan fungsi dan aktivitas manajemen Manajemen Sumberdaya manusia secara umum. Proses seleksi melibatkan berbagai kegiatan untuk mengambil pilihan terbaik.
Diperlukan strategi seleksi untuk mempertimbangkan kecocokan antara individu dengan lembaga, hal ini mencakup faktor pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki oleh calon pegawai agar dapat memberikan hasil positif bagi lembaga.
Sebuah rumusan sederhana, semakin efektif proses seleksi, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan pegawai yang tepat bagi lembaga. Betapa tidak, seleksi yang efektif ternyata turut berpengaruh langsung pada prestasi kerja pegawai sekaligus dapat mengotimalkan kinerja finansial lembaga
Muchinsky (1986) dalam Psychology Applied to Work: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology menempatkan proses seleksi calaon pegawai sebagai kajian pertama dari 6 Bidang Pokok Psikologi Organisasi. Bahkan sebagian besar psikolog organisasi seringkali memfokuskan satu dari enam bidang subjek ini, yaitu: seleksi karyawan; ergonomi; pengembangan organisasi; manajemen kinerja; kehidupan kerja; pelatihan dan pengembangan.
Penyeleksian sebagai sebuah proses, cara, dan aktivitas menyaring secara selektif melakukan tugasnya yaitu dengan seleksi atau penyaringan baik secara dipilih maupun mempunyai daya pilih. Proses pengambilan keputusan untuk memilih individu inilah yang akan mengisi suatu jabatan didasarkan pada penilaian karakteristik individu yang dipersyaratkan oleh jabatan tersebut.
Marwansyah dan Mukaram, menyatakan bahwa seleksi adalah proses identifikasi dan pemilihan orang-orang dan sekelompok pelamar yang paling memenuhi syarat untuk jabatan atau posisi tertentu. Lebih lanjut Paul Muchinsky menempatkan seleksi calon pegawai sebagai kajian pertama, karena seleksi merupakan fondasi penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Seleksi berfokus pada proses penilaian dan pemilihan individu yang tepat untuk mengisi posisi tertentu dalam sebuah organisasi, yang secara langsung memengaruhi produktivitas, efisiensi, dan keberhasilan organisasi tersebut.
Dalam penyeleksian dibutuhkan kajian mendalam berdasarkan karakter calaon pegawai, hal ini mengingatkan pada kita betapa keberhasilan atau kegagalan kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh kesesuaian individu dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan metode seleksi yang baik, organisasi dapat mengidentifikasi kandidat yang memiliki keterampilan, kompetensi, dan karakteristik yang diperlukan untuk berkontribusi positif pada organisasi.
Pada dasarnya seleksi dilakukan untuk memberikan masukan bagi perusahaan dalam rangka mendapatkan pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Maka tujuan seleksi tersebut, dikonsep dengan pemenuhan calon pegawaiko diantarannya sebagai berikut: a. Pegawai yang qualified dan potensial, b. Pegawai yang jujur dan disiplin, c. Pegawai yang cakap dengan penempatan yang tepat, d. Pegawai yang terampil dan bersemangat dalam bekerja, e. Pegawai yang memenuhi persyaratan undang-undang perburuhan, f. Pegawai yang dinamis dan kreatiff, g. Pegawai yang inovatif dan bertanggung jawab sepenuhnya, h. Pegawai yang loyal dan berdedikasi tinggi. i. Mengurangi tingkat absensi dan turnover pegawai, j. Pegawai yang mudah dikembangkan pada masa depan, k. Pegawai yang dapat bekerja secara mandiri, l. Pegawai yang mempunyai perilaku dan budaya malu.
Penempatan hasil dari seleksi yang tepat, secara psikologis sangat penting untuk kesejahteraan emosional dan kepuasan kerja karyawan. Dengan orientasi yang baik, karyawan akan merasa lebih dihargai dan siap untuk berkontribusi secara optimal. Perasaan memiliki dan bangga terhadap perusahaan adalah elemen penting yang mendukung motivasi dan komitmen kerja, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada produktivitas dan kinerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H