Lihat ke Halaman Asli

Pilpres 2014 dalam prespektif Milan Kundera

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilpres kali ini hanya dua calon Presiden,yaitu Jokowi-JK diyang didukung PDIP, PKB, P. Nasdem, P. Hanura dan PKPI dan Prabowo-Hatta yang didukung P. Gerindra, P. Golkar, PKS, PAN, PPP dan PBB serta didukung oleh P. Demokrat, walau Partai Demokrat menyatakan netral lewat ketua umumnya SBY, tapi publik mengetahui kemana arah dukungan Demokrat.

Yang menarik adalah baik dikubu Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta didukung orang-orang bermasalah, baik itu Pelanggaran HAM masa lalu, ataupun masalah hukum, contoh dikubu Prabowo, ada Prabowo sendiri yang bermasalah terkait HAM, ada Rashid Rajasa anak dari Hatta Rajasa yang bebas dari jerat Hukum, Idem Ditto dikubu Jokowi-JK ada AM Hendropriyono, Jendral yang terkait Peristiwa Talangsari dan disebut-sebut terlibat dalam pembunuhan Aktivis HAM Munir, dan ada JK Sendiri yang berbohong dipersidangan terkait Kasus Century, belum lagi peran Mega dalam kasus Darurat Militer Aceh tahun 2003,dan masih banyak lagi, makanya saya tolak koalisi Mega-Pro tahun 2009 dan terpaksa pilih SBY.

Kalau kita melihat kondisi kekinian dikedua kubu sebenarnya didukung oleh Kaum Fasis Nasionalis, tapi di Kubu Jokowi-JK terdapat kaum Nahdiyin (PKB ) dan Kiri Baru (mantan anggotaForkot dan PRD yang ada dalam PDIP ) yang menjadi Penyeimbang kekuasaan sedangkan dikubu Prabowo-Hatta terdapat Kaum Islamis Fundamentalis ( FPI, FUI, MMI, Salafy, dll ) dan Islam Transnasional ( PKS ) ditambah manifesto politik Partai Gerindra yang sebelum dihapus terdapat point pemurnian agama membuat koalisi Prabowo-Hatta semakin beraroma fasis.

Jadi bila kita menggunakan terminologi Milan Kundera yaitu #MenolakLupa kita akan tolak kedua capres dan golput merupakan pilihan, tapi apakah kita seperti itu, itu kembali kepada diri masing-masing karena memang tak ada kebenaran yang absolut, kebenaran tergantung prespektif masing-masing.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline