Lihat ke Halaman Asli

Syarifatul Hidayah

Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Kampus Mengajar Membantu Meningkatkan Kemampuan Literasi dan Numerasi Siswa di SDS Cipaera Bandung

Diperbarui: 7 November 2022   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Enam bulan lamanya, sejak Agustus hingga Desember 2021, saya beserta 5 mahasiswa yang berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Pasundan ditempatkan di SDS Cipaera Bandung untuk melaksanakan program kampus mengajar angkatan 2. SDS Cipaera Bandung adalah sekolah swasta yang berlokasi di Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

SDS Cipaera Bandung hanya memiliki satu ruangan guru, tiga ruangan kelas, tidak ada lapangan, UKS, maupun mushola. Kegiatan olahraga yang seharusnya dilakukan di lapangan sekolah dialihkan ke lapangan umum dekat sekolah. Ruangan kelas yang terbatas mengharuskan guru membuat jadwal sekolah pagi dan siang. Sejak awal pandemi sampai akhir 2021, pembelajaran dilaksanakan secara hybrid, sebagian dilaksanakan daring melalui WA grup dan sebagian dilaksanakan secara luring di sekolah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Selama kegiatan kampus mengajar berlangsung, saya bertugas mendampingi guru kelas 2 untuk melaksanakan pembelajaran. Kondisi siswa kelas 2 di sekolah ini, 50% dari total seluruh siswa belum bisa membaca bahkan belum mengenal huruf. Kemudian, sekitar 30% dari total seluruh siswa belum bisa mengenal angka. Latar belakang siswa tentu mempengaruhi kondisi ini. Beberapa siswa tidak bersekolah di TK terlebih dahulu, kemudian kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak karena sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bekerja, sehingga waktu untuk belajar di rumah tidak ada. Orang tua siswa menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan di sekolah, padahal seharusnya orang tua juga memiliki peranan yang penting dalam pendidikan anak.

Dengan adanya kondisi yang seperti ini, pembelajaran di kelas lebih fokus pada peningkatan kemampuan numerasi dan literasi siswa. Siswa kelas 2 dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A terdiri dari siswa yang kemampuan literasi dan numerasinya masih kurang dan kelompok B terdiri dari siswa yang kemampuan literasi dan numerasinya sudah cukup baik. Selama pembelajaran hybrid, 3 hari dalam seminggu kelompok A mengkuti pembelajaran luring di kelas, sedangkan kelompok B hanya 2 hari dalam seminggu. Pembagian jadwal seperti ini dilakukan karena siswa kelompok A lebih perlu perhatian khusus terutama dalam hal literasi dan numerasi.

Ketika mengajar di kelas, saya mengajarkan siswa materi literasi dan numerasi setelah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Agar siswa tidak merasa bosan belajar literasi dan numerasi saat pembelajaran luring, saya menyiapkan video pembelajaran yang menarik. Setelah diperlihatkan video tersebut, biasanya saya memberikan soal-soal sederhana untuk diisi siswa. Saya memberikan soal-soal secara bertahap, mulai dari soal sederhana hingga soal yang cukup sulit, tujuannya untuk mengetahui apakah kemampuan siswa meningkat atau masih stagnan.

Dengan waktu pembelajaran luring yang singkat, hanya 2,5 jam, tentu tidak cukup untuk membuat siswa mahir membaca maupun berthitung. Maka, saya inisiatif mengadakan bimbel membaca dan berhitung saat pulang sekolah. Bimbel ini dianjurkan untuk siswa yang kemampuan literasi dan numerasinya masih rendah. Selain program bimbel, saya juga memberikan buku yang berisi soal-soal literasi dan numerasi kepada seluruh siswa, isi bukunya mudah dipahami, soal-soal di dalamnya beragam mulai dari soal yang mudah hingga sulit, dan berisi gambar dengan warna-warna yang mencolok membuat siswa tertarik untuk mengerjakannya.

image-6487327-jpg-636888a408a8b502a1351632.jpg

Kemudian, saya bersama teman-teman mahasiswa kampus mengajar melaksanakan kegiatan “One Day With Us” di hari sabtu, untuk kelas 1 sampai kelas 6. Kegiatan One Day With Us untuk kelas 2 dilaksanakan pada minggu pertama. Konsep kegiatan ini yaitu belajar sambil bermain. Kami menyiapkan permainan yang menyenangkan tetapi tetap ada unsur belajar di dalamnya, khususnya mengenai literasi dan numerasi, misalnya menempelkan kertas pada papan angka, jumlah kertas harus sesuai dengan angka yang ditampilkan; menyusun kata sesuai gambar dengan puzle huruf.

Kegiatan-kegiatan itulah yang telah kami laksanakan, harapannya seluruh siswa di SDS Cipaera Bandung khususnya siswa kelas 2 benar-benar memahami literasi dan numerasi dengan baik karena kedua aspek inilah yang penting dipahami sebelum memahami materi-materi lainnya. Semoga apa yang kami laksanakan selama program kampus mengajar dapat terus dilaksanakan. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi khususnya bagi mahasiswa yang berminat mengikuti program kampus mengajar angkatan selanjutnya. Terima kasih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline