Lihat ke Halaman Asli

Syarifatunnisa Qothrunnada

Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor

Intervensi Kemanusiaan dalam Krisis Suriah: Peran Strategis Turki dan Tantangan Pengungsi

Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Intervensi Kemanusiaan dalam Krisis Suriah: Peran Strategis Turki dan Tantangan Pengungsi

Pendahuluan

Konflik Suriah yang dimulai pada tahun 2011 telah menciptakan krisis kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern, menyebabkan jutaan orang mengungsi. Konflik ini memaksa masyarakat Suriah untuk melarikan diri dari kekerasan, kehancuran, dan pelanggaran hak asasi manusia. 

Di antara negara-negara yang terkena dampak, Turki telah memainkan peran strategis dalam menangani gelombang pengungsi Suriah yang terus meningkat. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis intervensi kemanusiaan yang dilakukan oleh Turki dalam krisis Suriah serta tantangan yang dihadapi terkait dengan pengungsi.

Latar Belakang Konflik Suriah

Konflik Suriah dimulai sebagai bagian dari gelombang protes di Timur Tengah yang dikenal sebagai Arab Spring, di mana masyarakat menuntut reformasi politik dan sosial. Namun, protes ini dengan cepat berubah menjadi perang saudara ketika pemerintah Suriah, di bawah pimpinan Bashar al-Assad, menanggapi dengan kekerasan. Eskalasi konflik melibatkan berbagai kelompok bersenjata, baik yang didukung oleh negara-negara regional maupun internasional, menjadikan Suriah sebagai medan pertempuran yang kompleks.

Faktor-Faktor Penyebab Pengungsi Suriah Memilih Turki

Banyak pengungsi Suriah memilih Turki sebagai tujuan utama karena beberapa faktor, antara lain:

1. Geografis: Kedekatan geografis antara Suriah dan Turki membuat Turki menjadi pilihan yang logis bagi para pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan. Perbatasan yang luas antara kedua negara memudahkan akses masuk bagi pengungsi.

2. Hubungan Sejarah dan Budaya: Turki dan Suriah memiliki hubungan sejarah dan budaya yang panjang. Banyak pengungsi Suriah merasa lebih nyaman di Turki karena adanya kesamaan budaya dan bahasa, serta adanya komunitas Arab di Turki.

3. Kebijakan Terbuka Turki: Pada awal krisis, Turki menerapkan kebijakan pintu terbuka, yang memungkinkan jutaan pengungsi Suriah masuk tanpa banyak hambatan. Kebijakan ini diiringi dengan berbagai bentuk bantuan dan fasilitas kemanusiaan, menjadikan Turki sebagai tujuan utama bagi para pengungsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline