Demam Berdarah Dengue (DBD) telah lama menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti ini tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi individu yang terinfeksi, tetapi juga memberikan beban ekonomi dan sosial yang cukup besar. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai tantangan dalam pengendalian DBD serta peran aktif masyarakat menjadi sangat penting.
Tantangan dalam pengendalian demam berdarah, beberapa tantangan utama dalam pengendalian DBD adalah sebagai berikut, siklus hidup nyamuk Aedes aegypti memiliki siklus hidup yang pendek dan kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungan yang berubah. Hal ini membuat upaya pemberantasan nyamuk menjadi sangat sulit, perubahan iklim dapat menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi pengembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sehingga meningkatkan risiko penularan DBD, urbanisasi pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang cepat sering kali diiringi dengan peningkatan kepadatan penduduk dan kualitas lingkungan yang buruk, yang menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk, resistensi Insektisida: penggunaan insektisida secara berlebihan dapat menyebabkan munculnya nyamuk yang resistan, sehingga mengurangi efektivitas upaya pengendalian vektor.
Kesadaran masyarakat kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah pengembangbiakan nyamuk menjadi salah satu kendala utama dalam pengendalian DBD. Peran kesehatan masyarakat dalam pengendalian demam berdarah kesehatan masyarakat memiliki peran yang sangat krusial dalam upaya pengendalian DBD. Beberapa peran penting yang dapat dilakukan antara lain peningkatan kesadaran masyarakat melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi, masyarakat perlu diberikan pemahaman yang komprehensif tentang DBD, mulai dari penyebab, gejala, hingga upaya pencegahan, pemberantasan sarang nyamuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin harus dilakukan oleh masyarakat dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, melakukan surveilans secara aktif untuk mendeteksi dini kasus DBD dan melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit.
Pengendalian Vektor: Melakukan pengendalian vektor secara terpadu, baik melalui penggunaan insektisida, penggunaan perangkap nyamuk, maupun metode biologis, kolaborasi multisektor membangun kerja sama dengan berbagai sektor terkait, seperti pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, untuk meningkatkan efektivitas upaya pengendalian DBD.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang komprehensif. Tantangan dalam pengendalian DBD sangat beragam, mulai dari siklus hidup nyamuk yang unik hingga perubahan iklim. Oleh karena itu, peran kesehatan masyarakat sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Melalui peningkatan kesadaran masyarakat, pemberantasan sarang nyamuk, surveilans, pengendalian vektor, dan kolaborasi multisektor, diharapkan dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat DBD. Mari jadi bagian dari solusi. Laporkan setiap kasus yang mencurigakan, aktifkan kembali gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur), dan dukung program pemerintah dalam pengendalian DBD, dengan upaya bersama, kita optimistis dapat menekan angka kasus DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Mari terus berupaya dan jangan lengah dalam menghadapi ancaman penyakit ini.
KATA KUNCI: Demam, Kesehatan, Kolaborasi, Pengendalian, Pemberantasan
DAFTAR PUSTAKA
LMS Kemkes. 2023. Strategi Penanggulangan Penyakit DBD Berbasis
Masyarakat. https://lms.kemkes.go.id/courses/c6d1de7f-ebe7-4bbc-b37f92aa8561875c [Online]. (Diakses tanggal 12 September)
Siloam Hospitals. 2024. Demam Berdarah Dengue (DBD) - Penyebab, Gejala, Pengobatannya. https://www.siloamhospitals.com/informasi-
siloam/artikel/demam-berdarah-dbd [Online]. (Diakses tanggal 12 September)