Lihat ke Halaman Asli

Syari Fani

Blogger Surabaya

Ingin Punya Anak Kembar? Waspadai Dulu Risikonya

Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pri


Mengetahui saya melahirkan bayi kembar, beberapa teman ada yang merespon ingin memiliki bayi kembar juga. Bahkan, ada yang menanyakan caranya hamil anak kembar.
Memang memiliki anak kembar suatu keistimewaan bagi orang tua. Tapi perlu diketahui, ibu hamil bayi kembar mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal lho!

Oleh karena itu, calon ibu yang ingin memiliki anak kembar, harus memahami apa saja yang menjadi risiko hamil anak kembar dan siap bekal untuk mengatasi risikonya.

Risiko Hamil Anak Kembar.

Sejujurnya perasaan saya diliputi rasa cemas, takut dan stres menjelang persalinan kedua. Sangat berbeda dengan kehamilan pertama yang lebih rileks dan tenang. Pasalnya saya tahu betul bahwa, kehamilan kedua ini merupakan kehamilan berisiko tinggi. Sehingga saya harus siap dengan segala risiko yang mungkin terjadi seperti, kelahiran prematur dan siap melahirkan melalui operasi sectio caesarea.

Dr. Agus Supriyadi, SpOG (K), dari RSAB Harapan Kita mengatakan risiko hamil anak kembar lebih tinggi dibandingkan hamil anak tunggal. Kemungkinan terbesar adalah bayi akan lahir prematur, sebab rahim punya kapasitas yang terbatas. Bagi bayi kembar, ruang di rahim pasti akan terbagi saat bayi tumbuh selama 9 bulan. Sebagai informasi, bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

Dok Habibie

Dr. Agus mencontohkan, pada kasus kelahiran kembar lima dari Cirebon. Para bayi terpaksa harus dilahirkan prematur dengan berat lahir rata-rata 1 kilogram. Paru-parunya belum berkembang sempurna sehingga harus dibantu dengan alat pernapasan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

Selain itu, ibu juga bisa mengalami risiko. Misalnya, saat melahirkan akan berisiko pendarahan yang besar. Sementara selama periode kehamilan, gejala morning sickness atau mual yang dialami juga bisa lebih berat. Waktu hamil terjadi perenggangan abdomen yang luar biasa besar sehingga ibu mengalami mual serta muntah yang lebih berat, tambah Dr. Agus.

Penyebab kelahiran prematur.

Dok. SehatQ

Indonesia merupakan negara kelima tertinggi di dunia dengan jumlah kelahiran bayi prematur sekitar 675.700 per tahun. Kejadian hambatan pertumbuhan pasca kelahiran bayi prematur masih cukup tinggi.

Oleh karena itu, manajemen nutrisi pada bayi prematur dan bayi berat lahir
rendah (BBLR) atau bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) sangat penting untuk mencegah terjadinya gagal tumbuh pada bayi prematur.
Menurut Riskesdas tahun 2013, jumlah kelahiran BBLR tahun 2013 adalah 10,2%, mengalami penurunan sedikit dibanding tahun 2010 sebesar 11,1%. [1]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline