Lihat ke Halaman Asli

SYARIF ALI

brief description

Tidak Hanya Dana Pensiun, Apa Saja?

Diperbarui: 10 September 2022   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak lho yang takut pensiun. Pensiun menjadi momok bagi sebagian Pegawai Negeri Sipil (PNS). Terutama PNS yang bekerja di tempat yang basah (bukan dekat toilet, ya).

Kalau sekitar tahun 1980an, Bea Cukai dan Kantor Pajak, misalnya dikenal tempat yang basah dibandingkan dengan guru yang mengajar di sekolah negeri.

Buktinya? Tahun 1980an, guru PNS golongan III belum tentu punya video compact disc (VCD), tapi saudara teman saya golongan I yang bekerja di Bea Cukai punya TV berwarna, VCD, jean levis asli, dan sebagainya. Itu tempat basah.

Ada saudara kenalan saya yang bekerja di Kantor Pajak meminta saya merubah tahun lahir Umurnya akan mendekati batas usia pensiun (BUP) 56 tahun, dia merasa sayang pensiun. "Tolong upayakan biar bisa kerja 2 tahun lagi," tulisnya dalam surat.

Pada kejadian berbeda, ada kerabat yang mengirimkan surat keterangan kehilangan dari polisi  yang menyatakan bahwa dokumen seperti surat keterangan lahir, ijazah dari SD hingga SMA terbakar hangus. Tak lupa, dia mengirimkan foto copy surat keterangan dari Dinas Pendidikan dan Kantor Bupati, seraya meminta data di kantor Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) diperbaharui dan disesuaikan dengan data yang baru.

Namun ketika saya cocokkan dengan data asli di tempat saya bekerja--BAKN (yang memang menggunakan tulisan tangan yang bersangkutan ketika pengajuan calon PNS), tahun lahir yang tercantum di akte lahir baru berbeda, lebih muda 3 (tiga tahun).

Wah, kalau saya lakukan perubahan bisa berabe deh. Teman sekantornya akan ramai-ramai ikut memperbaharui dokumen membuat laporan ke polisi: surat keterangan lahir dan semua ijazah hilang.

Mempersiapkan Masa Pensiun Dari Perspektif Non-tangible 

Persiapan pensiun dapat dilakukan dengan dana yang nantinya dapat digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari pasca pensiun. Tulisan ini, membeberkan strategi menghadapi pensiun yang tidak menitik beratkan pada dana pensiun semata. Namun efektif.

Pertama, perhatikan potensi stress. Kondisi berada di rumah dari pagi hingga sore setiap hari akan mendatangkan kebosanan. Tidur, makan, merokok, nonton TV secara terus menerus bisa memicu ketidak seimbangan.

Begitu juga isteri, yang biasanya puluhan tahun pagi-pagi mengantar suami berangkat kerja hingga ke pagar, tiba-tiba mengalami kondisi berbeda. Suami seharian menghabiskan waktunya di rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline