Lihat ke Halaman Asli

Tata Ruang di Lantai 16 Perpustakaan Nasional: Upaya Untuk Menarik Perhatian Pengunjung

Diperbarui: 25 Juni 2023   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Dewasa ini, perpustakaan semakin sepi seiring berkembangnya teknologi. Padahal, ia merupakan salah satu lembaga yang memberikan fasilitas berupa sumber literasi informasi untuk masyarakat luas. Menurut Affa Iztihana dan Mecca Arfa (2020), perpustakaan merupakan sarana yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan bidang pendidikan. Tanpa adanya sarana penunjang pembelajaran, pendidikan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. 

Kemajuan suatu lembaga sangat membutuhkan adaptasi terhadap perkembangan informasi, seperti perpustakaan sebagai pusat sumber informasi. Hal tersebut mendorong perpustakaan untuk menyediakan tempat yang nyaman agar dalam proses pencarian informasi didapatkan suasana yang tentram. Salah satu faktor pendorong terciptanya suasana yang tentram adalah dengan memperhatikan kenyamanan tempat sehingga perpustakaan perlu memperhatikan tata ruang perpustakaan.

Elsy Wulandari dan Elva Rahma (2017) mengatakan bahwa tujuan dari penataan ruang perpustakaan yaitu agar dapat memaksimalkan pemanfaatan ruangan yang ada untuk memberikan suasana yang nyaman dan menarik. 

Penataan ruang ini perlu dilakukan dengan mempertimbangkan banyak aspek dan harus penuh kehati-hatian. Pengunjung akan merasa senang untuk mendatangi perpustakaan jika ruangan yang ada ditata dengan baik dan teratur sehingga perpustakaan tidak lagi dipandang sebagai tempat yang kaku.

Sejalan dengan itu, penulis melakukan observasi ke Perpustakaan Nasional yang berlokasi di Jakarta. Perpustakaan ini mempunyai 24 lantai dengan fungsi dan kegunaan yang tentunya beragam sehingga pembahasan yang disediakan per lantai juga berbeda-beda satu sama lain. Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah lantai 16.

Di lantai 16 terdapat lukisan, foto, dan peta sebagai koleksi utama yang disediakan. Dari ketiga koleksi tersebut, hanya peta dan atlas yang bisa dipinjam untuk dilihat secara langsung di tempat dan tidak boleh dibawa pulang atau dibawa ke lantai lain. Untuk melihatnya, pengunjung dapat mendatangi meja sirkulasi, sedangkan foto dan lukisan hanya bisa dilihat dari yang sudah terpajang saja. 

Pengunjung bisa memanfaatkan fasilitas komputer katalog OPAC untuk menelusuri katalog online Perpustakaan Nasional di area sirkulasi. Untuk katalog koleksi peta, hanya tersedia berupa katalog buku yang diletakkan di meja-meja besar sebelum masuk ke area pameran dan ruang baca.

Terdapat juga lukisan yang berukuran besar sehingga strategi peletakannya harus diperhatikan dengan baik, seperti memilih posisi strategi yang dapat menarik perhatian pengunjung. Dalam hal ini, direalisasikan dengan penempatan dua lukisan di sisi kanan dan sisi kiri meja sirkulasi yang berada di dekat pintu masuk agar pengunjung bisa langsung melihat lukisan tersebut ketika berjalan ke arah area pameran atau ruang baca. 

Tema dari lukisan yang saat itu penulis temukan yaitu membahas tentang keadaan masyarakat di pedesaan dan tarian tradisional yang dibawakan oleh beberapa wanita. Adapun tema dari lukisan yang dipamerkan biasanya berbeda setelah kurun waktu tertentu.

Sebelum memasuki area pameran foto dan peta, pengunjung disambut dengan meja yang terdapat bola globe sebagai ungkapan tersirat mengenai ucapan selamat datang unuk menelusuri koleksi yang disediakan. Lebih jauh masuk ke area pameran, koleksi foto dan peta ditempatkan dengan baik sehingga cocok sebagai spot foto yang estetik. Mayoritas dari koleksi yang ada berisi tentang hal-hal yang berbau sejarah kemerdekaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline