Lihat ke Halaman Asli

syarifah mawaddah

Tenaga kependidikan sekaligus dosen

Cerita Keluarga Samara: The Power of Berserah Diri kepada Allah

Diperbarui: 12 Juni 2023   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari pagi hendak beranjak mekar ketika sepasang suami istri dilanda kebingungan memikirkan apa yang akan disajikan untuk makan siang. Di rumah itu bukan hanya mereka berdua, tetapi memiliki tanggungan tiga orang anak dan empat ekor kucing yang juga perlu diisi perutnya.

Seperti rutinitas biasanya, setiap pagi  Mbok Wardah, sang istri selalu telaten mengurus dua bayi kucing yang terpisah dari induknya. Entah manusia mana yang sampai hati meninggalkan bayi – bayi kucing itu di pinggir jalan hingga akhirnya berakhir di kandang besi buatan suami mbok  Wardah.

Pak Ali, sang suami yang sejak tadi mondar mandir kebingungan akhirnya mencoba menemukan solusinya dengan bertanya kepada sang istri.

"Mi, bagaimana ini? Beras habis. Kulkas kosong. Makanan kucing habis semua yang basah dan keringnya"

Pak Ali dan mbok Wardah sebenarnya masih warga keturunan tanah Arab. Hanya saja karena mungkin mereka keturunan ke delapan lebih, sehingga paras mereka tidak kelihatan seperti ada arab – arabnya. Namun meskipun demikian, pak Ali dan Mbok Wardah sepakat untuk dipanggil Abah dan umi oleh anak – anak mereka.

" Lah katanya mau narik uang?"

Mbok Wardah menjawab sambil tangannya menyuapi minum pada bayi – bayi kucing.

"Kuota kan habis. Tadi malam mau narik kedatangan tamu kan?"

Beberapa bulan yang lalu pak Ali sudah tidak bisa lagi menarik uang menggunakan kartu ATM. Mbok Wardah yang mempunyai sifat pelupa sudah lebih dari sepuluh kali kelupaan mengambil kartu ATM yang masih menyangkut di mesin ATM  setiap kali bertransaksi. Alhasil saat pengajuan kartu ATM baru di bank pak Ali disarankan menggunakan m-banking. Tentu saja lebih mudah hanya saja transaksi tersebut tidak bisa diproses apabila handphone jadul pak Ali yang sudah banyak retak di layarnya tidak memiliki kuota.

"Nda taulah. Abah dhuha ajalah. Mana tau Allah kasih hidayah habis ini mau gimana "

Mbok Wardah mencoba menenangkan suaminya, padahal jauh di dalam lubuk hatinya juga ketar ketir memikirkan nasib perut mereka siang ini. Bukannya apa, jika saja bukan hari libur bekerja mbok Wardah tak sepanik sekarang. Jika hari efektif bekerja, mbok Wardah biasanya membawa pulang makanan lebih sisa acara makan – makan dari kantornya. Beruntungnya pak Ali memiliki istri secerdas mbok Wardah. Begitulah pikir mbok Wardah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline