Lihat ke Halaman Asli

Syarifah Fadma Almahdali

Mahasiswa IAIN Lhokseumawe, Jurusan Ilmu Falak

Ilmu Falak dalam Tinjauan Sosiologi Antropologis

Diperbarui: 13 Mei 2024   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu falak, atau astronomi dalam konteks Barat, adalah cabang ilmu yang mempelajari gerakan dan posisi benda langit serta pengaruhnya terhadap kehidupan di Bumi. Dalam tinjauan sosiologis, ilmu falak menjadi penting karena keterkaitannya dengan sistem waktu dan kalender dalam berbagai budaya. Di dalam masyarakat, kalender dan waktu astronomis bukan hanya sekadar alat praktis untuk mengatur kegiatan sehari-hari, tetapi juga mencerminkan sistem nilai, kepercayaan, dan struktur sosial. Contohnya, penentuan waktu ibadah dan ritual keagamaan sering kali didasarkan pada posisi benda langit yang dipelajari melalui ilmu falak.

Selain itu, dalam perspektif antropologis, ilmu falak memberikan wawasan tentang bagaimana masyarakat mengorganisasikan pengetahuan mereka tentang alam semesta dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pengamatan bintang dan planet mungkin tidak hanya menjadi sumber pengetahuan praktis tentang musim tanam dan panen, tetapi juga menjadi simbol-simbol kekuatan alam atau dewa-dewa yang dipuja dalam sistem kepercayaan masyarakat. Dalam beberapa budaya, pengamatan langit bahkan dapat menjadi fondasi bagi mitologi dan cerita-cerita asal usul.

Selanjutnya, ilmu falak memainkan peran penting dalam membentuk hierarki pengetahuan dan kekuasaan di dalam masyarakat. Orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang gerakan langit dan penafsiran mereka sering kali memegang peran penting sebagai pemimpin agama atau penasihat politik. Dalam masyarakat tradisional, para ahli falak sering kali memiliki kekuasaan yang signifikan dalam menentukan waktu untuk upacara-upacara penting atau memprediksi peristiwa alam seperti gerhana.

Selain aspek praktis dan keagamaan, ilmu falak juga memberikan wawasan tentang pola migrasi manusia dan pertukaran budaya di seluruh dunia. Pengetahuan tentang bintang-bintang telah menjadi bagian integral dari sistem navigasi orang-orang maritim kuno, memungkinkan mereka menjelajahi lautan dengan percaya diri. Pertukaran budaya di antara peradaban-peradaban kuno sering kali juga mencakup pertukaran pengetahuan tentang ilmu falak, yang membentuk landasan bagi pemahaman bersama tentang alam semesta.

Dalam konteks modern, ilmu falak terus menjadi bidang penelitian yang relevan dalam antropologi dan sosiologi. Pengaruh globalisasi dan teknologi informasi telah memperluas cakupan studi ini, dengan penelitian tentang kalender digital, penanggalan global, dan peran ilmu falak dalam budaya populer menjadi topik yang semakin penting. Dengan demikian, ilmu falak tetap menjadi jendela yang menarik untuk memahami hubungan kompleks antara manusia, alam semesta, dan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline