Lihat ke Halaman Asli

syarif ridwan

Lahir di Kab. Maros, Sulawesi Selatan, tahun 1969. Usai menamatkan pendidikan di PonPes Darul Arqam Gombara, Makassar pada 1988. Menetap di Jakarta sejak tahun 88 hingga 2013. Kini menetap di Kab. Serang setelah tinggal di Kab. Tangerang hingga 2013.

Sang Pengawal Kebersihan

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Disekitar kita ada orang-orang yang profesi dan pekerjaannya terkadang dipandang rendah dan sebelah mata, namun ia justru dianggap penting saat ia tiada atau ketika ia sedang tidak melaksanakan pekerjaannya. Mereka -antara lain- adalah yang berprofesi sebagai petugas kebersihan atau akrab disebut pasukan kuning, apakah mereka yang ditempatkan di jalan-jalan, di terminal, pasar, atau disekitar rumah kita. Mereka sesungguhnya layak mendapatkan penghargaan tinggi karena  tugas mulia yang dilakukannya.

Di antara mereka itu adalah Pa Anda, seorang kakek berusia sekitar 70 tahun yang setiap hari mendatangi rumah-rumah di 4 RT tempat kami tinggal untuk mengambil sampah, menuangkannya ke dalam gerobak kayu, lalu dengan segala kekuatan tersisa yang dimilikinya ia menarik gerobak sampahnya yang telah penuh itu menuju tempat pembuangan sementara yang terletak sekitar 700 meter dari wilayah kami.

Saya mengenal Pa Anda sejak 6 tahun lalu, atau ketika saya tinggal di wilayah Utan Kayu Selatan. Tubuhnya kurus, rambut mulai memutih dan gigi yang sudah berguguran menandakan usia pa Anda yang sudah sepuh. Beberapa hari terakhir saya sudah berniat berbincang singkat dengannya, namun baru sempat saya lakukan pada hari selasa lalu di tengah kesibukannya menunaikan tugas memindahkan sampah warga ke dalam gerobak yang selalu setia menemaninya.

“Maaf Pa Anda, sudah berapa tahun angkut sampah?”

“Yah, sekitar sepuluh tahunlah”. Jawabnya sambil tersenyum

“Ngambil sampahnya, kan, setiap hari, ya, pa?”

"Iyya, setiap hari".

"Trus, kalau berhalangan karena sakit, misalnya, yang gantikan siapa, pa".

"Ada sih, seorang cucu saya yang gantikan".

“Lalu, digaji berapa setiap bulan, pa?

“Ada tiga RT yang masing-masing ngasih 150 ribu, dan satu RT ngasih 200”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline