Bagian terakhir dari 2 tulisan:
5- Makan sambil jalan
Saya sering menyaksikan orang-orang dengan santai makan sambil jalan. Padahal perilaku seperti ini sangat tidak elok. Masih dapat dimaklumi bila itu dilakukan oleh anak kecil. Tapi bila dilakukan oleh orang dewasa, bapak-bapak atau ibu-ibu, sungguh sangat tidak elok. Coba bayangkan kalau Anda makan sambil jalan, orang-orang yang berpapasan pasti akan memperhatikan makanan yang Anda makan, mulut Anda yang penuh makanan apalagi bila ada yang nyelip di antara gigi-gigi Anda. Sangat tidak nyaman terlihat. Anda juga tak dapat mengucap salam atau menjawab salam orang yang berpapasan dengan Anda karena mulut penuh makanan.
Rasulullah saw. Memerintahkan kita untuk tidak makan sambil berdiri, apalagi sambil jalan. Ini dalilnya: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/34009 , atau klik: http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-2.html Hanya saja masih sangat banyak di antara kita yang tidak mengetahuinya.
6- Menjadikan jalan sebagai garasi
Jalan yang cukup untuk dua kendaraan roda empat berpapasan kini semakin sempit. Ini disebabkan oleh orang-orang yang tidak punya garasi namun punya mobil, maka ia menjadikan separuh badan jalan tersebut sebagai garasi, seakan jalan itu milik pribadi atau milik nenek moyangnya. Inilah yang sering membuat kemacetan dan mengganggu orang-orang yang melintas. Prilaku sedemikian sama saja dengan mengambil hak orang lain. Padahal kita diperintahkan untuk tidak mengambil hak orang lain bahkan hak pejalan kaki dengan menciptakan kemacetan di jalan yang mereka lalui.
Maka bagi Anda yang sudah punya mobil tapi tidak punya garasi, sebaiknya sewa garasi atau parkiran umum agar tidak mengganggu orang lain, dan mobil Anda aman dari goresan tangan jail orang yang jengkel.
7- Sering bicara yang ada "kebun binatang" nya.
Kebiasaan buruk paling mewabah disekitar kita. Lihatlah anak-anak kita yang baru belajar bicara, sudah sangat fasih mengucapkan kalimat-kalimat "kebun binatang" semisal, maaf: babi, anjing, monyet dan sebagainya karena mendengar orang tuanya, kakaknya dan orang-orang yang ada di sekelilingnya mengucapkan kalimat-kalimat buruk seperti itu. Kalimat sedemikian kerap terlontar saat dalam keadaan marah. Padahal masih sangat banyak kalimat yang lebih baik diucapkan ketimbang kata-kata buruk yang tidak layak diucapkan oleh manusia berakhlak.
Rasulullah saw. Mengajarkan kepada kita untuk diam, daripada mengucapkan kata-kata yang mengandung dosa "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian "falyaqul khaeran ao liyashmut" ngomong yang baik atau diam!"
8- Pake jam karet
Maksudnya tentu saja bukan jam yang kita kenakan di tangan yang bentuknya karet, tapi kebiasaan kita menyia-nyiakan waktu dengan terlambat saat ke kantor, kala rapat, saat ingin mengajar, bahkan saat shalat pun sukanya belakangan alias masbuq (terlambat, tertinggal). Terlambat rapat sama dengan merugikan pihak lain. Telat saat mengajar sama dengan mengkhianati amanah dan mengambil hak para murid. Terlambat ke kantor sama dengan korupsi waktu. Dan banyak lagi contoh kebiasaan terlambat yang menjadi budaya zaman baheula yang sudah mendarah daging di tengah kita.
Mari kita disiplin waktu. Mengubah secara perlahan-lahan kebiasaan buruk ini menjadi budaya baik sebagai syarat kemajuan kita dan bangsa ini disegala bidang: menghargai waktu yang diberikan oleh Allah Ta'ala.
Bila Anda punya tambahan kebiasaan buruk lainnya agar kita dapat menghindar darinya? silahkan......
Utan Kayu, 13.08.2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H