Lihat ke Halaman Asli

Syarif Nurhidayat

Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

"Ala Biasa"

Diperbarui: 8 September 2020   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah kagum pada aktor sirkus yang lincah menari-nari dalam lingkaran api? Mengapa mereka bisa begitu lincah menari tanpa sedikitpun badannya tergores atau tersengat bara?

Jawaban sederhananya adalah karena mereka sudah berlatih berhari-hari, berbulan-bulan bahkan mungkin bertahun-tahun. Karena sering dan disiplinnya berlatih, maka gerakan mereka tampak begitu luwes dan mantap.

Ada banyak sekali pesan yang bisa kita tangkap terkait dengan latihan dan disiplin. Nabi pernah mengatakan bahwa amal yang bersifat borongan tetapi hanya sekali saja dilakukan itu sudah baik, namun amal yang meski sedikit tetapi berkelanjutan, itu lebih baik.

Karena yang sekali itu tidak berbekas. Seorang empu bisa berkata, untuk menghasilkan keris yang indah, harus teliti dan detail di setiap tempaan, sedikit demi sedikit.

Kawan saya pernah membuat pernyataan, "Tuhan itu tidak pernah serta-merta menyesatkan dan menutup hidayah bagi seseorang. Selalu ada proses yang orang tersebut harus lewati".

Dalam sekejap saya tidak bisa langsung meng-iya-kan, karena saya teringat dengan sebuah ayat dimana Tuhan menyatakan hanya Dialah yang memiliki kewenangan menyesatkan atau memberikan hidayah, jadi bisa saja tiba-tiba kasih hidayah, dan atau menjerumuskan orang dalam kegelapan.

Namun, kawan saya juga mengingatkan, bahwa Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia, dalam sebuah ayat lain Beliau menyatakan bahwa siapa yang mau maka silahkan untuk beriman atau ingkar.

"Coba kau temui seorang yang ahli bohong, seorang koruptor, atau seorang penggemar selingkuh, kemudian kau tanyakan, bagaimana rasanya pertama kali melakukan kegemaran aneh itu? Tidakkah hati mereka berontak?

Dua tiga kali mereka melakukan itu, masih akan terasa getaran nurani, tetapi selebihnya jangan berharap. Di situlah peran Tuhan menutup pintu hidayah, dan memfasilitasi jalan  keburukan bagi mereka sehingga merasa nyaman dengan kesesatannya.

Jelas manusia sendiri yang telah memilih jalannya bukan?" panjang lebar dia menjelaskan, dan seperti biasa, saya manggut-manggut saja sambil menarik kesimpulan yang semoga tidak keliru. "Rutinitas itu benar-benar mematikan hati dan nalar."

Kebiasaan akan melahirkan hukum. Sesuatu yang biasa dilakukan terus menerus ketika suatu saat tidak dilakukan akan dipertanyakan, bahkan terasa ada tuntutan dan keharusan. Padahal, bisa saja awalnya kebiasaan itu hanya iseng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline