Lihat ke Halaman Asli

Syarif Nurhidayat

Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Al Hujurat (Kamar-kamar)

Diperbarui: 16 Juli 2020   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu surat dalam Al Qur'an diberi nama Al Hujurat yang bermakna kamar-kamar. Apa maksud gerangan Tuhan memberi nama kamar-kamar. Tidak ada yang tahu persis. Namun Tuhan bukan pemain poker atau judi yang asal membuat nama untuk mendapatkan hadiah. Pasti ada makna dan hikmat di baliknya yang harus ditemukan manusia. Tugas kita menemukan hikmat, apa yang ada dibalik surat ini. Dalam surat Al Hujurat ini, Tuhan menjelaskan mengenai kaidah pokok bagaimana membangun hubungan komunikasi antar manusia. Dalam surat ini juga diajarkan mengenai presisi, ketepatan menempatkan diri dalam berbagai situasi komunikasi antar manusia.

1. Etika dalam berkunjung

Kita diajarkan tidak memaksa untuk diterima disetiap kunjungan kita. Jika tuan rumah tidak berkenan, sebaiknya kita tidak nyrobot. Ada baiknya jika kita janjian untuk berkunjung dulu, dan tepati sesuai jadwal yang dijanjikan.

2. Kaidah membangun persepsi

Kita diajarkan untuk berhusnudzon. Dengan sangat halus Allah mengajarkan pada kita agar berhati-hati dalam berprasangka, karena sebagian dari prasangka itu itsmun, atau dosa. Konsep ini menurut saya yang menjiwai surat al Hujurat ini yang bermakna kamar-kamar. Kita tidak tahu persis apa yang terjadi di balik tembok kamar, terlepas suara apapun yang  menembus keluar. 

Selain itu, ada etika bahwa kita tidak boleh atau tidak etis menembus batas tembok kamar, bahkan dengan prasangka-prasangka. Karena setiap orang memiliki bilik pribadinya masing-masing. Dalam konteks personal, setiap orang memiliki rahasia yang dia jaga. Jangan kita menjadi pendakwa dengan prasangka atas rahasia yang dijaga oleh setiap orang.

3. Etika dalam komunikasi

Dalam berkomunikasi, Allah mengajarkan agar kita menggunakan kalimat-kalimat yang halus. Tidak boleh menghina atau memperolok kelompok lain. Karena kita tidak tahu persis apa yang ada di balik perilaku masing-masing kelompok. Dan yang memiliki otoritas utama adalah Allah sendiri. Allah mengingatkan, bisa jadi yang diperolokkan itu lebih baik dari yang menghinakan tersebut. Maka sudah semestinya kita berhati-hati. 

Selain itu juga ada peringatan bagi kita untuk tidak memberikan laqob atau gelar yang buruk pada lawan bicara atau seseorang. Karena yang demikian sangat buruk, karena begitu kita berikan gelar buruk, maka kita seperti memberikan tanda abadi pada orang lain. Bisa jadi, dia membalas dengan memberikan laqob kepada kita gelar yang buruk juga. Sehingga secara tidak langsung,

4. Larangan untuk menggunjing

Menggunjing bisa jadi merupakan kebiasaan kita semua. Dalam bahasa Al Qurn disebut Ghibah. Dalam surat Al Hujurat ini, jelas sekali Allah mengingatkan kita agar menjauhi dan menghindari ghibah. Bahkan diibaratkan ghibah itu seprti makan daging bangkai saudara sendiri yang digibahi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline