Mereka mengira tidak punya harta. Mereka pula yang merasa menjadi korban atas perbuatan orang lain. Dan mereka lagi yang mengira tidak punya tempat untuk bercerita. Mereka sering salah, padahal Allah selalu bersamanya dan menjadi solusi segalanya. Mereka sering lupa, Allah selalu ada untuk semuanya.
Masalah, pasti ada dalam hidup. Kecewa, lumrah dalam hidup. Bahkan kehilangan pun bisa terjadi selagi masih di dunia. Bila senang dan gembira bisa terjadi, maka sedih dan kecewa pun bisa menyertai. Selalu ada masalah, selalu ada beban dan cobaan. Itu semua pasti terjadi. Dan tidak semua harapan sesuai dengan kenyataan. Lalu, mau kemana cari tempat bercerita?
Kita mengira tidak punya tempat bercerita. Tempat berkeluh kesah dan bersandar saat masalah melanda. Bingung, akhirnya curhat ke media sosial. Curhat ke teman-teman yang juga punya masalah. Kok bisa percaya pada dunia maya, pada media sosial? Atau ke teman yang juga punya masalah. Apa dapat solusinya? Selain mengumbar kegelisahan atau kesedihan.
Mereka mengira tidak punya. Tempat curhat, tempat bercerita. Bahkan tempat berkeluh-kesah. Salah banget, bila masih percaya ada orang lain yang dapat menjadi pendengar yang sangat baik. Keliru bila percaya masalah bisa selesai karena cerita ke orang lain. Kok bisa, tidak percaya pada Tuhan Yang Maha Esa sebagai pendengar yang baik, tempat mengadu yang paling tepat.
Katanya, Tuhan Maha Segalanya. Lalu kenapa belum mau bercerita kepada-Nya? Kenapa lebih senang bertutur kisah kepada orang lain yang mengalami maslaah pula? Padahal, Tuhan adalah tempat solusi dari segalanya. Berbagai macam cara dapat kita gunakan untuk berkomunikasi dengan-Nya. Mau berbisik, mau menangis bahkan berdoa sambil menengadahkan tangan. Silakan ke Tuhan.
Mereka mengira tidak punya tempat bercerita. Akhirnya jadi salah cerita, salah prasangka, dan hanya bisa menyalahkan orang lain. Apa iya begitu? Karena nyatanya, mereka tidak dekat dengan Tuhannya. Tidak percaya, tidak pula mau mengadu kepada-Nya.
Terkadang kita sudah tahu solusi dari masalah kita sendiri. Namun kita terlalu bergantung oleh validasi orang lain. Senang "diiyakan" orang lain walau belum tentu sepenuhnya benar. Dan akhirnya, kita lebih senang mengumbar masalah kepada orang lain. Bermentalitas korban, merasa paling merana sedunia. Makin lupa, sehingga mengira tidak punya tempat bercerita.
Sungguh, tempat yang pantas untuk kita mengadukan segala persoalan hanyalah Allah SWT. Tidak ada hal yang lebih baik selain Allah tempat bergantung. Berkeluh-kesah kepada manusia tidak menjamin cerita kita didengar dan diterima, tidak juga menjamin bahwa kita akan merasa tenang setelahnya. Akan tetapi, bercerita kepada Allah, memohon kepada Allah, sesungguhnya Allah akan mengabulkan permohonan itu. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 186, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah: 186).
Kita mengira tidak punya tempat bercerita. Padahal harusnya, sebagai hamba, kita tidak lagi membutuhkan tempat bergantung selain Allah SWT. Karena Allah yang memiliki segalanya dan Maha Mengetahui semua yang tidak kita ketahui. Jadi, kenapa masih mengira kita tidak punya DIA? Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H