Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Segudang Makna di Balik Perjalanan Umroh Syawal

Diperbarui: 23 April 2024   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pribadi

Setelah menjalani proses umroh di Ka'bah Baitullah Mekkah, jamaah umroh syawal kloter 189 Alhijaz hati ini (22/4/2024) mengakhiri perjalanan spiritual selama 10 hari penuh di Saudi Arabia. Dalam perjalanan ke Bandara Jeddah, rombongan mengunjungi Museum Al Amoudi, sebuah museum yang berisi berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari-hari masyarakat Arab di zaman dulu. Setelah itu menikmati suasana senja di Corniche sambil berbelanja souvenirs Arab yang pedagangnya sangat familiar berbahasa Indonesia bahkan makanan rasa Indonesia yang serba ada. Setelah Isya, rombongan pun meluncur ke Al Romansiah, restaurant khas Arab yang lagi viral dengan menikmati nasi kebuli secara botram/lesehan. 

Dan saat ini, seluruh rombongan pun sudah di Bandara Internasional Jeddah untuk kembali ke Indonesia melalui Dubai. Usai sudah perjalanan umroh Syawal hingga di sini. Terima kasih untuk Ust. Muhammad sebagai muthowif yang sudah memfasilitasi ibadah umroh dan perjalanan selama di Saudi Arabia, Pak Bagas selalu Tour Leader dan Alhijaz Indowisata sebagai travel umroh.

Tapi soalnya bukan di situ. Melainkan rombongan jemaah umroh diharapkan mampu menggenjot kualitas ibadah setelah pulang umroh. Semakin menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah SWT, di samping meningkatkan kesalehan sosial kepada sesama. 

Juga mampu meneladani Nabi Muhammad SAW yang selalu bersikap tabah dalam menyebarkan agama Islam. Apapun tantangannya, beliau selalu sabar dan tabah menjalani setiap langkah perjuangan. Wajar, beliau akhirnya dikenal sebagai Al-Amin (yang dapat dipercaya) oleh masyarakat Mekah, dipanggil oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya. Tugasnya memang berat, tapi beliau tetap teguh dan tidak pernah menyerah. Nabi memang teladan yang paling pantas. 

Maka siapapun yang ber-umroh atau ibadah haji, pasti dihadapkan pada tantangan yang sulit. Seperti yang dialami jamaah umroh syawal kloter 189 Alhijaz selama 10 hari penuh menjalankan ibadah umroh.  Mulai dari keberangkatan, di perjalanan, sampai di Madinah dan Mekkah dalam menjalankan ritual religius untuk sholat, tadarus, zikir selalu di masjid. Memenuhi thawaf, sai, dan tahalul hingga berpanas-panasab sholat di depan Ka'bah. Bahkan berjuang memegang kiswah Ka'bah, Multazam, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Rukun Yamani dan sebagainya.

Jadi apa pelajaran terpenting dari perjalanan umroh? Tentu, selain semakin dekat dengan Allah WT, berani mengakui kekurangan sebagai hamba, dan berjuang keras untuk menggapai akhirat sesuai ridho Allah SWT. Karena itu, perjuangan menjadi kata kunci yang penting. Bahwa tegaknya agama, kokohnya akhlak muslim harus tercermin dalam perilaku hidup sehari-hari. 

Dan berjuang untuk dunia - akhirat harus dilandasi sikap sabar, syukur dan ikhlas. Seperti ikhlasnya Nabi Muhammad SAW memperjuangkan umatnya. Salam literasi #CatatanUmroh #TBMLenteraPustaka #UmrohSyawal

Sumber: Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline