Mungkin kita sepakat, tidak ada tujuan hidup yang tercapai tanpa diperjuangkan. Maka wajar, mimpi sehebat apapun harus diperjuangkan. Dan sifat perjuangan di manapun pasti tidak muda. Selalu ada rintangan, hambatan bahkan godaan. Termasuk berjuang untuk agama, untuk memperbaiki kualitas ibadah.
Kondisi berjuang keras itulah yang saya alami sendiri. Sebagai bagian jamaah umroh Syawal Alhijaz kloter 189. Saat ingin berdoa di tempat-tempat mustajab di sekitar Ka'bah Baitullah Masjidil Haram Mekkah. Hanya untuk mendapat saf sholat Jumat (19/4/2024) di maktab Ka'bah, saya sudah berada di situ sejak pukul 09.00 waktu Arab. Karena jika tidak, mungkin susah mendapat lokasi sholat di sekitar Ka'bah. Dengan suhu mencapai 38 derajat celcius, di bawah terik matahari menjadi perjuangan yang luar biasa dan tentu mengesankan.
Seusai sholat Jumat, perjuangan kian berat saat saya ingin berdoa di tempat-tempat mustajab. Dimulai dari memegang kiswah di Rukun Yamani yang harus terdorong sana-sini dari jamaah yang bertubuh besar. Tapi Alhamdulillah akhirnya berhasil. Lalu bergeser ke Multazam, dinding Ka'bah yang terdapat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah.
Tempat yang diyakini oleh umat Islam sebagai tempat yang mustajab dan dikabulkannya doa-doa. Sekali lagi, sangat berat untuk menggapai Multazam. Dan terakhir memegang kiswah di di dinding pintu Ka'bah. Begitu banyak orang dan dorong sana-sini. Semuanya membuktikan untuk mencapai Allah SWT dalam bentuk apapun memang butuh perjuangan, sama sekali tidak mudah.
Untuk berdoa saja di Ka'bah harus berjuang, apalagi yang lain cuma urusan dunia. Maka berjuang keras alias ikhtiar harus tetap dilakukan, apapun alasannya. Tentu harus dibarengi dengan sikap sabar dan ikhlas gara tujuan yang dicapai menjadi lebih mudah. Tidak usah nafsu, tidak perlu pula egois dan sombong. Bila sudah diizinkan-Nya, insya Allah semua akan terwujud pada waktunya.
Hikmahnya adalah tidak ada hasil atau apapun yang bisa diraih tanpa berjuang keras. Ikhtiar dan ikhtiar sekuat tenaga. Termasuk menggapai Allah SWT pun harus diperjuangkan dengan berbagai cara, jangan hanya berdiam diri. Begitu pula kiprah di taman bacaan pun harus diperjuangkan. Jangan hanya sekadar ada namun tidak berdaya.
Berjuang keras itu penting. Sebagai sikap dan perilaku untuk maju dan menjadi lebih baik. Sekaligus mengingatkan, bahwa jangan merasa berhak atas apa pun yang tidak pernah diperjuangkan.
Jadi, apapun tujuannya teruslah diperjuangkan. Jangan menyerah apalagi berdiam diri. Salam literasi #CatataUmroh #TBMLenteraPustaka #UmrohSyawal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H