Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Kalau Bukan Taman Bacaan Urusannya, Aku Pasti Mengalah

Diperbarui: 16 Februari 2024   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka/dok. pri

Faktanya di dekat kita, pertemanan akhirnya jadi gontok-gontokan karena urusan pilpres. Di tempat lain, cuma urusan pergaulan pun siang-malam dibela-belain walau tanpa jelas manfaatnya. Hanya sebagai sarana, media sosial pun dijadikan segalanya. Semakin kentara, ada fenomena "semakin cinta dunia, semakin asyik hidupnya". Bahkan ketika dinasihati, buru-buru membantah. Bahwa "semuanya urusan, kenapa elo yang sibuk?". Begitu kira-kira.

Tidak sedikit orang yang menganggap apa yang dikerjakannya semuanya benar. Sehingga merasa paling benar, paling tahu, paling suci, dan paling segalanya. Tidak peduli bila perilakunya atau omngannya melukai banyak pihak, merusak kebaikan, bahkan tidak terhormat. Lebih dari itu, hingga lupa bahwa apa yang dilakukannya sangat bertentangan ajaran agama. Dan anehnya, masih berdalih bahwa dia paling benar.

Mungkin kita sudah lupa satu prinsip. Bahwa "kalau bukan surga urusannya, lebih baik kita mengalah". Apapun itu, mau soal pilpres soal pertemana atau soal urusan dunai lainnya lebih baik mengalah. Tidak usah terlalu ngotot cuma urusan dunia, toh hanya sementara. Kalau hanya persoalan dunia, mengalah saja. Dibenci orang, diintimidasi, dijual hingga ketersinggungan pribadi sama sekali tidak jadi soal. Selagi urusan dunia, jangan dijadikan problema. Cukup bersikap tegas saja, hindari yang tidak baik. Berusahalah untuk mengalah.

Tapi maaf, kalau sudah surga urusannya, mari kita bela mati-matian. Urusan akhirta jadilah yang terdepan. Jangan sampai ketinggalan, jangn sampai terlewatkan. Apapaun yang baik kerjakan, apapun yang bermanfaat untuk sesama lakukan. Tidak usah peduli pada penilaian orang lain. Asal surga urusannya, lebih baik mengalah. Agar tetap semangat dan istikomah menjalankannya. Perbaiki terus niat, baguskan ikhtiar dan perbanyak doa atas kebaikan yang dikerjakan. Agar mendapat berkah dan ridho-Nya.

Spirit itulah yang dipegang pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustak di kaki Gunung Salak Bogor. Segala kiprah sosial di tama n bacaan, mulai dari membimbing anak-anak yang membaca, mengajar baca tulis kaum buta aksara, mengajar calistung anak-anak kelas prasekolah, menyantuni anak yatim dan kaum jompo, hingga menjalankan aktivitas motor baca keliling ke kampung-kampung dijadikan sebagai ladang amal. Dilakukan sepenuh hati, dengan komitmen dan konsistensi atas nama kemanusiaaan. Tidak peduli apa kata orang, asal tetap berbuat baik dan menebar manfaat di taman bacaan. Kenapa? Karena bila taman bacaan urusannya, jadilah yang terdepan. Tapi bila bukan taman bacaan urusannya, lebih baik mengalah.

Jadi, untuk apa bertikai hanya urusan dunia. Untuk apa berjuang mati-matian hanya urusan dunia? Lebh baik mengalah cuam soal ursuan dunia, tinggalkan saja karena lebih baik. Sama sekali tidak perlu membela mati-matian cuma urusan dunai, apalagi orang yang memang salah. Sekagum apapun kita kepada seseorang, jangan lupa dia masih manusia. Pasti bisa salah pasti bisa keliru. Masih belum percaya?

Jadi, kalau sudah surga urusannya jangan banyak pertimbangan. Kerjakan saja, dan melangkahlah dengan gagah. Tanpa peduli penilaian orang lain. Tapi bila bukan surga urusannya, lebih baik mengalah. Tinggalkan kehidupan yang jauh dari kebaikan, dari agama. Tidak usah ragu dan jangan bimbang sedikit pun Biarkan waktu yang akan membuktikannya. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline