Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Ketika Dunia di Tanganmu, Kematian pun di Pelupuk Matamu

Diperbarui: 20 Desember 2023   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Hidup itu ibarat sebuah perjalanan. Sama sekali tidak penting bagaimana keadaan kita berawal. Tapi yang penting adalah bagaimana keadaan kita akan berakhir. Mau seperti apa, baik dan bermanfaat? Atau begitu-begitu saja dari awal hingga akhir.

Banyak orang sering salah. Memang dunia ada di tangannya. Tapi lupa bahwa kematian pun ada di pelupuk matanya. Jadi, apa alasannya bila tidak menjadikan akhirat di hatinya. Untuk apa ada di dunia bila tidak mau dan mampu berbuat baik sambil menebar manfaat kepada sesama?

Jangan lupa, di dunia ini, semuanya sementara. Maka sepahit apapun kejadian suatu hari nanti dan yang telah lalu, ia hanya akan menjadi kenangan. Dan seindah apapun kehidupan suatu hari nanti dan yang telah lalu, ia akan tetap ditinggalkan. Tidak akan dibawa mati. Karena hidup adalah sebuah perjalanan.

Apapun yang ada di dunia, kita berjuang keras mengumpulkannya tapi pada akhirnya akan ditinggalkan. Sedangkan akhirat yang akan tuju, justru akan tetap datang sekalipun kita tidak menyiapkannya. Karena itulah bila kita mengumpulkan dunia terlalu banyak, maka hati akan terasa berat untuk meninggalkannya. Sebab cinta dunia sudah terlalu kuat. Sedangkan bila kita memperbanyak bekal akhirat, seakan tidak sabar ingin pulang "ke sana". Sebab bekal yang dibawa ke sana sudah kita siapkan.

Apa artinya? Jangan terlena dengan kehidupan dunia. Segeralah beralih untuk bersiap kembali ke hadirat-Nya. Pilihlah untuk meninggalkan dunia sebelum kita meninggal dunia. Dan pilihlah untuk menyelamatkan akhirat sebelum kita pergi ke akhirat dalam keadaan yang tidak selamat. Jadilah selamat di dunia, selamat di akhirat.

Jangan terpukau dengan urusan dunia.
Jangan jadikan ambisi terbesar ada pada kecintaan orang lain terhadap kita. Karena hati mereka itu berubah-ubah. Boleh jadi hari ini mereka mencintai, namun esok hari jadi membenci. Jadikanlah ambisi terbesar kita hanya kecintaan Allah SWT terhadap kita.

Karena, jika Allah SWT telah mencintai kita. Maka Allah akan menjadikan hati orang lain mencintai kita. Senangkan saja Allah SWT, maka kita pasti akan disenangkan-Nya. Untuk itu, jadikan akhirat di hati kita, dunia di tangan kita, dan kematian di pelupuk mata kita.

Teruslah berbuat baik dan menebar manfaat, di manapun. Mari kita persiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kembali ke akhirat. Jangan terlalu menyibukkan diri dengan dunia. Karena kematian bisa datang tiba-tiba tanpa pernah diduga. Jadilah literat! #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline