Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Coffee Club DPLK, Merajut Silaturahim pada Secangkir Kopi

Diperbarui: 7 Desember 2023   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Coffee Club DPLK

Nongkrong di cafe, sudah jadi bagian dari gaya hidup masyarakat sekarang. Terlebih, menjamurnya coffee shop yang ada di mana-mana. Selain silaturahim, ternyata ngobrol bareng sambil ngopi sangat asyik dan menyenangkan. Karena saat ngopi, siapapun setara alias bersifat egaliter. Pada secangkir kopi, siapapun dapat belajar. Bahwa rasa pahit (apalagi manis) juga dapat dinikmati.

Dari kesamaan hobi itulah, sekumpulan awak Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) bertemu di coffee shop di Wisma Bumiputera sore ini (7/12/2023). Sebut saja kaum penikmat kopi di DPLK. Yang selalu percaya secangkir kopi dapat memberi  inspirasi, di samping memperkuat silaturahmi. Karena filosofi kopi berkata , "kopi tidak pernah berdusta atas nama rasa. Kopi selalu punya cerita, bahwa yang hitam tidak selalu kotor, bahwa rasa pahit juga tidak selalu membawa sedih". Maka kopi di mana pun selalu menemukan penikmatnya.

Ngopi bareng memang terkesan sederhana. Tapi ngopi bisa jadi barang mewah yang mencerahkan. Apalagi di tengah sibuk kerja atau rutinitas tiada henti. Sambil ngopi, ada canda tawa, diskusi, hingga membangun kehangatan sesama teman. Karena sejatinya, hidup memang ibarat secangkir kopi, di mana pahit dan manis bertemu jadi satu dalam kehangatan.

Ngopi bareng, seperti Coffee Club DPLK, pun memberi manfaat yang menyehatkan, seperti: 1) memperkuat silaturahmi, 3) ngobrol ringan dan rileks secara informal, 3) sarana bersosialisasi dan aktualisasi diri, 4) menambah ide dan gagasan yang positif, dan 5) bisa jadi momen foto bareng. Memang ngopi bareng, selalu asyik dan menyenangkan.


Kaum penikmat kopi di DPLK, sadar betul dana pensiun punya banyak tantangan sekaligus peluang. Tapi semuanya harus dihadapi dengan sikap optimis dan positif. Agar tetap tumbuh dan maju di masa mendatang. Persis seperti ngopi. Bahwa masalah itu seperti gula yang diaduk dalam secangkir kopi. Semakin lama mengaduk dan terus larut akhirnya akan membuahkan manis pada setiap teguknya.

Dari filosofi kopi, siapapun makin tercerahkan. Justru rasa pahit pada secangkir kopi itu yang membuat mata kian terbuka. Bahwa kopi itu ada pahitnya ada manisnya. Itulah realitas dan harus selalu dijalani, bukan dihindari.

Jadilah seperti kopi, agar tetap dicintai tanpa menyembunyikan pahitnya diri. Siapapun kita dan di mana pun berada. Salam ngopi bareng! #CoffeeClub #NgopiDPLK #KaumPenikmatKopi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline