Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Di Mana Bumi Dipijak di Situ Langit Dijunjung, Kayak Apa?

Diperbarui: 25 Juli 2023   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Asosiasi DPLK

Siapa yang nggak kenal peribahasa popular itu? "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Di mana kita berada ya lakukan saja sesuai urusannya. Untuk apa ngurusin yang bukan urusan kita, apalagi mengganggu urusan orang lain. Seperti saya, ya waktunya di taman bacaan pasti urus taman bacaan. Waktunya di DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) ya urus DPLK, Waktunya ngajar di kampus ya hanya mengajar saja. Artinya, saya tidak urus yang bukan urusan saya. Saya tidak suka kepo, apalagi gibah dan bergosip!

Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Sesuaikan saja dengan kondisi yang realistis. Di mana kita berada ya di situ kita kerjakan dan lakukan. Toh hukum alamnya gampang. Apapun yang dilakukan, mau baik atau buruk itu pasti akan kembali kepada yang melakukannya. Siapa yang menabur maka dia sendiri yang akan menuai-nya. Percayalah, kebenaran itu akan menemukan jalannya sendiri? Sehebat apapun manusia merekayasa, maka akan terbuktikan pada akhirnya. Mana emas mana loyang? Maka tetaplah menjunjung tinggi, :di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung". Jangan masih ada di bumi tapi bertindak seperti di langit".

Saya percaya kok. Tiap perbuatan baik dan keseharian yang positif pasti berbuah kebaikan dan keberkahan. Sudah pasti, asal dilakukan ikhlas dan sepenuh hati. Kalau kata orang yang sekolah, punya komitmen dan konsistensi. Apa saja, asal komit dan konsisten pada akhirnya pasti "berbuah manis". Bersamaan dengan itu, saya hanya ikhtiar untuk terus "mengurangi" hal-hal yang tidak perlu. Kurangi ambisi, kurang keinginan, kurangi mimpi. Bahkan mengurangi teman yang tidak perlu, mengurangi bergaul yang tidak bermanfaat. Biar fokus untuk yang baik dan yang bermanfaat semata.

 Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Di mana kita berada, maka si situ kita berbuat yang terbaik. Memang sederhana, tapi nggak mudah juga eksekusinya. Sekaligus untuk hal-hal yang tidak perlu dalam keseharian. Seperti kata pepatah "Ke langit tak sampai, ke bumi tak nyata", segala sesuatunya dikerjakan tapi tanggung jadi nggak ada apa-apanya. Semua dagangan dicoba tapi nggak ada yang jadi. Akhirnya malah berantakan semuanya. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline