Sebagai ikhtiar untuk mengoptimalkan kompetensi siswa dalam membaca dan menulis, SMAN 28 Jakarta hari ini menggelar workshop "Literasi Sekolah" yang diikuti 252 siswa kelas X (21/7/2023) secara luring. Menghadirkan Narasumber Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka dan Dosen FBS Unindra, workshop literasi dibuka oleh Drs. Umaryadi, M.M. (Kepala Sekolah SMAN 28 Jakarta) didamping, Maryono (Wakasek bidang Kesiswaan), dan Eri Satria Y (Guru dan Pembina OSIS). Di samping sebagai implementasi gerakan literasi sekolah, workshop ini sekaligus melatih siswa untuk lebih rajin membaca dan memiliki kemampuan menulis secara mudah.
"Kami di SMAN 28 Jakarta sangat peduli terhadap kemampuan literasi siswa. Karena literasi menjadi bagian Asessmen Kompetensi Minimal (AKM) yang harus dilakukan. Untuk itu, kompetensi siswa dalam baca-tulis harus diperkuat. Apalagi saat ini ada proyek literasi yang harus dikerjakan siswa SMAN 28 Jakarta. Literasi itu fundamental bagi kami" ujar Drs. Umaryadi, M.M. di tengah acara.
Sebagai Narasumber, Syarifudin Yunus menekankan pentingnya siswa SMA untuk memperkuat kemampuan literasi, khususnya 6 literasi dasar yaitu 1) Baca Tulis, 2) Numerasi, 3) Sains, 4) Digital, 5) Finansial, dan 6) Budaya/Kewargaan. Sehingga nantinya, para siswa memiliki dua skill penting di literasi yaitu mampu memahami realitas dan terampil dan berbahasa -- berkomunikasi. Untuk itu, membaca dan menulis menjadi landasan yang harus dioptimalkan.
Workshop literasi ini juga melatih secara langsung para siswa untuk menulis secara konkret melalui Teknik ATM (Amati Tiru Modifikasi) dan ADIKASIMBA (Apa Dimana Kapan Siapa Mengapa Bagaimana) sehingga siswa dapat mengekskpresikan ide dan gagasanya secara mudah. Dan terbukti, para siswa peserta workshop mampu membuat tulisan dengan baik salam waktu singkat dan langsung dibacakan di depan teman-temannya. Menulis dari satu kata, lalu dikembangkan menjadi satu kalimat, dan berikutnya dibentuk menjadi satu paragraf.
"Luar biasa, siswa SMAN 28 Jakarta sangat antusias dalam berliterasi. Mau membaca dan bisa menulis, jadi modal penting mereka untuk membangun gerakan literasi di sekolah. Literasi adalah cara penting untuk mengajak siswa dalam membaca dan menulis atas dasar pengetahuan, pengalaman atau perasaannya sendiri " kata Syarifudin Yunus di sela pemaparannya.
Syarif pun mengajak siswa SMAN 28 Jakarta untuk bersikap literat dalam segala keadaan. Untuk itu perilaku membaca harus terus digalakkkan. Prinsipnya, siswa SMA harus dilatih untuk membaca dari sekarang, membaca yang banyak, membaca sebagai kebiasaan, membaca dengan tujuan, dan membaca hingga tuntas. Sehingga nantinya menjadi siswa-siswa yang literat.
Sebagai upaya penguatan karakter siswa, workshop literasi sekolah SMAN 28 Jakarta ini juga memberikan pencerahan terkait sikap bijak dalam bermedia sosial, di samping menghindari diri dari perbuatan hoaks dan ujaran kebencian. Karena sejatinya, literasi adalah perbuatan sadar untuk menjadikan keadaan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Lebih berprestasi dari sebelumnya termasuk dalam kegiatan belajar-mengajar.
Antusiasme siswa yang tinggi dalam kegiatan literasi ini memberi pesan penting, Bahwa kompetensi baca-tulis dan literasi harus terus ditingkatkan di sekolah-sekolah. Literasi yang selalu dilatih dan dibiasakan. Agar gerakan literasi sekolah bisa lebih bermanfaat, dan lebih berdaya guna. Salam literasi #SMAN28Jakarta #WorkshopLiterasi #GerakanLiterasiSekolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H