Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Sekadar Obrolan Orang Tua yang Merenungkan

Diperbarui: 25 April 2023   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pribadi

Saat silaturahim lebaran hari ini, saya kedatangan besan (mertua dari anak pertama saya, Fahmi) di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. 

Ngobrol cair saja tentang berbagai hal. Tentang hal-hal yang baik, apalagi kami sebentar lagi akan menjadi kakek. Karena mantu saya, Firda sudah memasuki bulan ke-3 usia kandungannya. Dan alhamdulillah menurut keterangan dokter, Insya Allah dikarunia anak kembar. Alhamdulillah ya Allah atas segala karunia-Mu. Semoga sang janin dan ibunya, selalu diberi kesehatan dan kelancaran saat lahiran nanti.

Sambil rileks, obrolan demi obrolan kami berujung pada tekad orang tua untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Selain nasihat dan doa tentunya. Sebagai wujud cinta orang tua kepada anak. Sekalipun orang tua dan anak hidup dalam dunia yang sudah berubah. Bahkan dinamika kehidupan yang tidak sama lagi.

Karena apa yang dialami orang tua dan anak sudah berbeda. Tidak lagi sama dalam banyak hal. Maka sekadar obrolan yang merenungkan, terkuak dinamika yang sudah berubah. Sebagai renungan untuk selalu hati-hati dan waspada dalam hidup. Untuk selalu direnungkan:

Karena zaman dulu, orang sulit mencari ilmu tapi mudah mengamalkannya. Tapi zaman sekarang, orang mudah mencari ilmu tapi sulit mengamalkannya.

Karena zaman dulu, ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan, dan diajarkan. Tapi zaman sekarang ilmu diunduh, disimpan, dan dikoleksi, lalu diperdebatkan.

Karena zaman dulu, butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu. Tapi zaman sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan snack.

Karena zaman dulu, ilmu disimpan di dalam hati, selama hati masih normal ilmu tetap terjaga. Tapi zaman sekarang, ilmu disimpan di dalam memory gadget, kalau baterai habis, ilmu pun tertinggal, kalau gadget rusak maka hilanglah ilmu.

Karena zaman dulu, siapapun harus duduk berjam-jam di hadapan guru dengan penuh rasa hormat dan sopan maka ilmu merasuk bersama keberkahan. Tapi zaman sekarang, cukup tekan tombol atau layar sambil tidur-tiduran maka ilmu merasuk bersama kemalasan.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline