Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Semua Sudah Ada Kadarnya, Untuk Apa Segudang Rencana Tanpa Eksekusi?

Diperbarui: 27 Januari 2023   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Semua pasar dan kantor di Papua, buka lebih awal 2 jam daripada di Jakarta. Semua itu bukan karena orang Papua lebih rajin dan orang Jakarta. Tapi karena semua yang ada di dunia ini sudah ada aturannya, ada kadarnya. Ada yang kerja mati-matian tapi hasilnya segitu saja. Ada yang kerjanya biasa-biasa saja tapi hasilnya luar biasa. Karena semua sudah ada takarannya.

Semua yang ada dan terjadi di dunia ini sudah ada kadarnya. Ada ketentuannya, sesuai dengan takarannya. Ukurannya sudah pas untuk manusianya. Karena "Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan qadar (ukuran, aturan)" (QS. Al Qamar: 49). Apapun itu, Allah SWT telah menentukan segala sesuatu di dunia ini dengan aturan yang pasti dan dengan ukuran yang pas. Tidak ada yang kebetulan, yang ada kesengajaan Allah SWT untuk hamba-Nya. Kadar itulah bentuk hubungan sebab-akibat. Segala sesuatu sudah ada kadarnya. Maka, besar atau kecil, banyak atau sedikit itu terjadi sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. 

Emas itu kadarnya adalah karat. Manusia itu kadarnya manfaat. Wajib hukumnya untuk siapapun beriman pada kadar yang Allah SWT berikan. Sambil terus memperbaiki niat dan memperbagus ikhtiar. Untuk lebih giat dan aktif dalam meraih kadar-kadar Allah SWT atas dasar menebar manfaat dan kebaikan kepada sesama-Nya. Agar menjadi manusia yang paling bermanfaat untuk orang lain. Karenanya Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" (H.R. Bukhari). Pesan pentingnya adalah "teruslah mencari jalan untuk memberi manfaat kepada sesama, jangan pernah melemah untuk menjadi pribadi penuh manfaat".

Banyak manusia bertabur segudang rencana baik, niatnya pun baik. Tapi sayang, tidak diimbangi aksi nyata. Tanpa diikuti eksekusi yang bermanfaat. Akhirnya hanya mampu berkomentar apa yang dilakukan orang lain. Manusia begitu, pasti kadarnya rendah. Karena tidak ada manfaatnya. Sekali lagi, kadar manusia itu pada manfaatnya. Apa manfaatnya untuk orang lain?

Menggapai kadar Allah SWT itulah yang diemban Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Untuk menebar manfaat dan membangun kepedulian terhadap sesama. Untuk menyediakan akses bacaan kepada anak-anak kampung, memberantas buta aksara yang masih ada di masyarakat, membuka kelas prasekolah setingkat PAUD, menjadi tempat aktualisasi diri anak difabel, membina anak-anak yatim dan kaum jompo, hingga membuat kopetasi simpan pinjam sebagai ikhtiar menghindari masyarakat dari praktik rentenir auat utang berbugan tinggi. Semua dilakukan TBM Lentera Pustaka untuk menebar manfaat kepada sesama. Hingga kadar manfaatnya lebih meningkat di sisi Allah SWT.

Sungguh, kadar Allah SWT pasti dapat diraih bukan hanya bermodalkan "perjuangan" semata. Tapi membutuhkan "kepedulian" dan "pengabdian" yang konsisten dan sepenuh hati. Untuk menebar manfaat lebih baik dan lebih besar lagi. Karena apalah arti ijazah bertumpuk, bila kepedulian tidak dipupuk. 

Patut direnungkan siapapun, Untuk menjadi manusia dengan kadar manfaat yang tinggi. Bukan sekadar wajah dan fisik seonggok daging berbungkus kulit yang hadir di muka bumi tanpa manfaat apapun. Sebab khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline