Selalu ada akal sehat di taman bacaan. Untuk menegaskan pentingnya pikiran yang baik dan normal, logis tapi tetap digunakan secara sehat. Karena hari ini, bisa jadi, banyak orag punya akal. Tapi tidak digunakan secara sehat. Akalnya ada tapi tidak sehat. Lebih senang menyalahkan orang lain, bergunjing, gibah bahkan memperolok-olok orang lain. Sementara dirinya belum tentu lebih baik. Akal yang tidak sehat.
Seperti berita belakangan ini. Mulai dari artis yang hidungnya berdarah-darah akibat KDRT. Ada pula kasus mutilasi Wanita karena soal asmara. Bahkan seorang Kombes polisi yang tertangkap sedang nyabu bersama teman wanitanya di kamar.
Semua kejadian itu bertentangan dengan akal sehat. Apalagi akhlak mungkin sangat jauh. Faktanya, memang banyak orang "menuhankan" akal. Tapi sayang, tidak digunakan dengan sehat. Akal yang banyak jeleknya daripada baiknya. Apa masih ada akal sehat hari ini? Sebuah bahan renungan bersama!
Maka saya menyebut, selalu ada akal sehat di taman bacaan. Karena sejak 5 tahun terakhir, saya berkiprah di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tiap week end, saya bimbing anak-anak yang membaca buku. Mengajar kaum ibu buta aksara, termasuk memberantas buta huruf Al Quran. Menata dan menghitung buku, serta berdiskusi hangat dengan para relawan.
Aktivitas di taman bacaan yang menyehatkan, baik secara fisik maupun psikologis. Taman bacaan selalu mengajarkan pentingnya peduli kepada sesama, berbuat nyata untuk membantu orang lain walau hanya melalui buku-buku bacaan. Dan tanpa disadari, semua aktivitas di taman bacaan selalu menanamkan pikiran dan perilaku yang positif.
Hampir semua yang saya lakukan di taman bacaan adalah perbuatan baik dan menjadi amal jariyah untuk orang lain. Hanya dengan menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran akhirnya bisa menekan angka putus sekolah anak-anak kampung dan memberantas buta aksara.
Itulah yang saya sebut "lakukan apa yang bisa dengan apa yang dimiliki". Saya, hanya bisa membimbing anak-anak yang membaca di rumah yang jadikan taman bacaan di kaki Gunung Salak Bogor. Sebuah akal sehat bekerja. Jangankan melukai, merasakan orang lain susah tanpa berbuat apa-apa saja sudah gundah.
Apa dampaknya di taman bacaan? Sangat besar dampak positifnya berada di taman bacaan. Selalu ada akal sehat, di samping jadi lebih ber-akhlak. Di taman bacaan, terlalu sulit untuk bisa membandingkan diri dengan orang lain. Di taman bacaan pula, saya mulai membatasi pergaulan yang tidak bermanfaat, termasuk grup-grup WA yang tidak berguna.
Menjauh dari pertemanan yang "toxic", terkesan berteman tapi beracun. Bahkan di taman bacaan pun saya mencoba dan memulai suatu yang baru, ber-inovasi dan meluaskan kreativitas untuk orang banyak. Segala sesuatu yang dilakukan di taman bacaan, insya Allah bermanfaat untuk orang banyak. Bukan hanya untuk kesenangan diri sendiri semata. Karena selalu ada akal sehat di taman bacaan, tentu dilandasi akhlak yang baik.
Alhasil, saat berdiri 5 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka hanya menjalankan 1 program literasi yaitu taman bacaan. Dan kini setelah 5 tahun berdiri, ada 15 program literasi yang dikelolal.