Taman bacaan, di manapun agak sulit tetap bisa eksis tanpa dukungan orang atau pihak lain. Harus ada kolaborasi di taman bacaan. Harus ada sinergi dengan berbagai pihak. Untuk urusan aktivitas dan program literasi yang dijalankan. Untuk pengadaan koleksi buku. Atau untuk mengatasi biaya operasional taman bacaan. Demi tegaknya ikhtiar meningkatkan kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat.
Aktivitas taman bacaan, mau tidak mau, pasti membutuhkan apa yang disebut "sahabat taman bacaan". Karena memang taman bacaan sulit untuk bisa hidup sendiri. Apalagi di tengah era digital, taman bacaan dan gerakan literasi sudah menjadi ekosistem. Selalu dan pasti ada hubungan timbal balik, di samping menjadi tatanan peradaban yang utuh dan menyeluruh dalam melibatkan pemangku kepentingan.
Menyadari akan pentingnya "sahabat taman bacaan", maka Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor sejak berdiri tahun 2017 lalu pun telah melibatkan berbagai pihak. Mulai dari warga dan anak-anak sebagai pengguna layanan taman bacaan, para relawan dan simpatisan TBM yang ikut mengisi acara setiap bulan, donatur buku dan orang-orang baik. Hingga "sahabat taman bacaan" Bernama CSR korporasi.
CSR korporasi adalah inisiasi yang dijalankan TBM Lentera Pustaka untuk mengajak perusahaan-perusahaan swasta untuk ikut aktif dalam program kepedulian sosial (Corporate Social Responsibilty) di taman bacaan. Selain untuk memastikan jalannya aktivitas taman bacaan dan program literasi, CSR korporasi pun mendukung penyediaan biaya operasional taman bacaan, seperti: honor wali baca, pembelian buku, listrik, wifi, dan event taman bacaan. Khusus di TBM Lentera Pustaka, pelibatan CSR korporasi biasanya dilakukan secara tahunan. Dengan dukungan dana yang diberikan, maka logo perusahaan yang ikut CSR korporasi di TBM Lentera Pustaka "terpampang" selama satu tahun di taman bacaan.
Seperti tahun 2022 ini. CSR korporasi TBM Lentera Pustaka didukung oleh 1) Bank Sinarmas, 2) Pertalife Insurance, 3) Pacific Life Insurance, dan 4) Asosiasi DPLK. Hal itu sebagai cerminan kepedulian sosial perusahaan swasta terhadap aktivitas taman bacaan dan gerakan literasi di taman bacaan. Dengan CSR korporasi, maka program literasi tidak dijalankan secara "hit and run", alias sumbang lalu dibiarkan. Tapi ada monitoring dan evaluasi, Laporan berkala hingga pengukuran dampak dari aktivitas yang dijalankan taman bacaan. Artinya, CSR korporasi menghendaki cara kerja professional di taman bacaan. Saat ada perusahaan yang mendukung CSR, maka perlakuannya harus profesional.
Terus terang di Indonesia, tidak banyak perusahaan swasta yang melirik taman bacaan sebagai tempat CSR. Bila ada pun biasanya tidak berkelanjutan, hanya"hit and run". Nah, melalui CSR korporasi di taman bacaan, maka pihak perusahaan sangat mempertimbangkan kenapa tamann bacaan harus didukung? Tentu membutuhkan kinerja dan alasan yang kuat. Sebaliknya, pengelola taman bacaan pun harus bertindak profesional. Tata kelolanya harus baik, kreativitas dalam program literasi harus berjalan, rutinitas taman bacaan terjaga, dan paling penting ada Laporan berkala tentang kemajuan aktivitas taman bacaan. Itulah yang disebut "sahabat taman bacaan" bernama CSR korporasi.
Nah, bagaimana membangun CSR korporasi di taman bacaan?
Pasti berbeda-beda di tiap daerah di mana taman bacaan berada. Beda lokasinya, beda kreativitasnya, beda aset pihak swastanya, dan beda relasi dari pengelola TBM-nya. Tapi intinya, selalu ada ruang untuk melinatkan CSR koprorasi di taman bacaan, Seperti yang sudah dijalankan oleh TBM Lentera Pustaka dalam 5 tahun ini. Setiap tahun, komposisi perusahaan yang ikut CSR korporasi pun berbeda-beda. Selamat berkreasi di taman bacaan. Salam literasi #CSRKorporasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H