Melalui media sosial, ada banyak pertanyaan ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Tentang cara mendirikan taman bacaan masyarakat?
Tentu saja, agak susah bila dijawab secara teoretik. Karena teori biasanya memang sulit dipraktikkan. Apalagi dijawab oleh pemerhati taman bacaan yang tidak mengelola taman bacaan, tentu makin susah jadinya.
Maka di usianya ke-5 tahun, TBM Lentera Pustaka merasa perlu berbagi informasi dan pengalaman dalam mendirikan taman bacaan masyarakat. Sebuah kisah nyata saat TBM Lentera Pustaka didirikan pada 5 November 2017 lalu di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor.
Dari awalnya hanya 14 anak, kini mencapai lebih dari 130 anak dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya). Dari hanya 1 program literasi, kini melayani 14 program literasi termasuk taman bacaan.
Dari tidak punya relawan, kini dibantu 18 relawan. Dan dari hanya 600 buku saat berdiri, kini lebih dari 10.000 koleksi bukunya. Semua itu praktik baik di taman bacaan yang sudah dijalakan TBM Lentera Pustaka.
Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya siapa pun yang ingin mendirikan taman bacaan memastikan 3 (tiga) hal berikut ini:
1. Harus punya komitmen dan konsistensi yang memadai untuk menjalankan taman bacaan yang sifatnya sosial dan jangka panjang, agar tidak frustrasi di tengah jalan
2. Harus mau berjuang keras untuk mengajak anak-anak membaca, menyiapkan buku-buku bacaan, dan mengelola sepenuh hati taman bacaannya.
3. Harus punya alasan kuat, kenapa harus mendirikan taman bacaan? Jangan sampai taman bacaan didirikan hanya bermodalkan "idealisme" atau "kecerdasan" dari pendirinya.
Bila ketiga hal di atas, mampu dijawab dengan mantap "ya", maka silakan dirikan taman bacaan. Namun sebaiknya, bila masih ragu atau setengah hati maka urungkan niat untuk mendirikan taman bacaan karena bisa jadi nantinya taman bacaannya "tidak berumur Panjang".