Survei internal Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) tahun 2020 menyebut 86% generasi milenial tidak punya program pensiun.
Milenial dianggap kurang peduli terhadap persiapan masa pensiun. Sebabnya, mungkin karena generasi milenial merasa waktu pensiun masih lama atau terjerat gaya hidup konsumtif.
Harus diakui, milenial memang generasi yang energik. Generasi yang "gila kerja". Selain kreatif, generasi milenial dikenal pekerja keras dan gandrung gaya hidup karena berada di masa keemasan.
Sepulang kerja, nongkrong di sentra-sentra komunitas modern. Hingga terjebak pada rutinitas kerja dan perilaku konsumtif. Tapi sayangnya, sebagian besar milenial lalai atau lupa dalam mempersiapkan masa pensiun.
Generasi milenial patut diberi tahu. Bahwa 7 dari 10 pensiunan di Indonesia pada akhirnya mengalami masalah keuangan di masa pensiun. Tidak sedikit pensiunan yang bergantung kepada anak-anaknya.
Akibat tidak adanya dana yang cukup untuk hari tua. Karena itu, masa pensiun bukan soal usia tapi soal keadaan. Mau seperti apa di masa pensiun? Sejatinya, pensiun soal ketersediaan dana untuk membiayai hidup di masa tidak bekerja lagi.
Untuk itu, generasi milenial harus muali mengubah niat baik jadi aksi nyata untuk masa pensiunnya sendiri.
Ikhtiar yang dapat dilakukan milenial terkait masa pensiun, antara lain:
1) mulai menargetkan usia pensiun hingga berapa lama untuk bekerja untuk mencapai kebebasan finansial?,
2) menyesuaikan tingkat gaya hidup dan kebutuhan yang diperlukan di masa pensiun saat tidak bekerja lagi, seperti KPR, mobil atau belanja online,