Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Survei di 24 Provinsi, 61% Koleksi Buku Taman Bacaan Tidak Memadai

Diperbarui: 29 Juni 2022   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka - Survei Tata Kelola TBM

Saat ditanya apakah koleksi buku di taman bacaan sudah memadai?

Faktanya, 61persen jumlah koleksi buku taman bacaan di Indonesia tidak memadai dan 22 persen menganggap mungkin memadai. Hanya 17 persen taman bacaan yang koleksi bukunya memadai. Itu berarti, koleksi buku yang ada di taman bacaan tergolong masih minim. Itulah hasil Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022).

Bila dibandingkan survei yang sama pada tahun 2019, koleksi buku taman bacaan yang memadai mengalami peningkatan 11%, dari sebelumnya 6% menjadi 17%. Karena itu, perhatian terhadap penambahan jumlah dan jenis buku di taman bacaan patut ditingkatkan. Karena pada dasarnya, buku adalah "nafas" taman bacaan. Sebagai indikator utama untuk meningkatkan kegemaran membaca di berbagai daerah.

Ada tantangan besar yang dihadapi taman bacaan di Indonesia, khususnya dalam hal koleksi buku bacaan. Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini diikuti 109 pegiat literasi dari 79 kabupaten/kota di 24 provinsi di Indonesia, seperti: DKI Jakarta, Jatim, Jabar, NTT, NTB, Jambi, Jateng, Sumut, Maluku, Papua Barat, Sulsel, Sumbar, Kalbar, Sulbar, Sultra, Aceh, Banten, Lampung, Sumsel, Riau, Sulteng, Maluku Utara, Bengkulu, dan Kalteng. Survei ini menyiratkan pentingnya membangun kepedulian masyarakat dan korporasi untuk ikut mendonasikan buku-buku bacaan. Karena buku adalah modal penting taman bacaan untuk mengundang daya tarik masyarakat, terutama anak-anak untuk membaca.

"TBM Lentera Pustaka melakukan survei tata kelola taman bacaan ini setiap tiga tahunan. Untuk mendapatkan potret objektif dari pegiat literasi di taman bacaan. Data survei ini diperoleh dari 109 pegiat literasi di 79 kabupaten/kota di 24 provinsi. Ke depan, menurut saya, aktivitas taman bacaan harus berbasis data sebagai masukan dan memetakan kondisi konkret di lapangan" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini.

Survei ini kian mempertegas, bahwa tradisi baca di Indonesia bukan hanya soal minat yang rendah. Tapi sangat bergantung pada ketersediaan buku bacaan yang masih tergolong minim. Akses bacaan sangat dipengaruhi oleh jumlah koleksi buku. Maka di era digital sekarang, sangat wajar bila perilaku membaca kian terpinggirkan. Bila dibandingkan aktivitas gawai dan menonton TV.

Animo membaca yang kian rendah, tentu berkonsekuseni terhadap kualitas manusia. Pada tahun 2021 lalu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat 107 dari 189 negara. Karena itu, harus ada upaya konkret untuk membumikan gerakan membaca secara lebih masif dan berkelanjutan. Salah satunya dengan meningkatkan koleksi buku di taman bacaan yang ada di masyarakat. 

 

Melalui survei ini, pemerintah dan korporasi diharapkan ikut aktif membina taman bacaan dan memberikan kontribusi dalam bentuk penyediaan buku bacaan. Agar koleksi buku bacaan menjadi lebih banyak dan variatif sehingga taman bacaan diminati anak-anak dan pembaca. Salam literasi. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline