Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Siapa Bilang Rajin Membaca Buku Harus Sukses? Promosikan Taman Bacaan

Diperbarui: 24 Mei 2022   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Jangan malu promosi atau menyuarakan praktik baik di taman bacaan atu TBM (Taman Bacaan Masyarakat). Karena "hidup mati" TBM tidak ditanggung oleh negara apalagi orang lain. TBM bisa maju karena inisiatif dan kreativitas pegiat literasi-nya. TBM kan aktivitasnya positif, pemandangannya juga buku-buku. Seger dan mencerahkan. Jadi, jangan malu mempromosikan TBM. Terus kalau bukan kita, siapa yang mau promosiin?

Baca buku itu bukan soal minat. Tapi soal kebiasaan dan akses. Anak kecil yang belum baligh itu disuruh sholat untuk membiasakan diri. Agar setelah baligh jadi taat sholat dan patuh agama. Ya membaca juga begitu, dibiasakan dari kecil. Agar saat remaja apalagi dewasa jadi terbiasa dekat dengan buku. Asal akses membaca-nya ada. Nah, selagi sudah dibiasakan dan akses-nya disediakan ya sudah cukup.


Lalu, apa dengan baca buku bisa sukses dan kaya?

Tentu tidak. Sukses dan kaya itu relatif. Menurut siapa dan ukurannya apa? Semua mahasiswa yang lulus dan jadi sarjana pun belum tentu dapat kerjaan. 

Anak sekolah yang juara 1 di kelas pun tidak ada jaminan sukses. Tapi yang penting, ikhtiar harus dilakukan dan promosi apa kebisaan-nya. TBM juga begitu, harus ikhitar dan promosikan aktivitas-nya yang baik Tidak usah gengsi apalagi malu aktif di TBM. TBM kan tidak makan gengsi apalagi ocehan yang tidak bermanfaat. Siapa bilang rajin membaca buku harus sukses?

TBM itu bisa eksis dan bertahan, syarat-nya ada tiga: 1) kinerja-nya bagus, 2) kolaborasi dengan banyak pihak, dan 3) promosi sesering mungkin. Tanpa promosi, terus siapa yang tahu aktivitasnya TBM? Makanya promosikan, publikasikan, dan suarakan terus.

Kan katanya, siapa yang ikhtiar baik atas niat yang ikhlas. Maka hasilnya pun bagus bahkan lebih. Nah, promosi TBM di medsos itu ikhtiar. Biar publik tahu, apa sih yang dikerjakan dan apa manfaat TBM? Selain aktivitas-nya rutin dan sepenuh hati, TBM pun wajib hukumnya mempromosikan diri. Asal jangan hoaks, gibah atau ocehan yang tidak berguna. Karena kalau bukan kita yang promosikan, siapa lagi yang mau?


Seperti besok Rabu sore (25/5/2022). DAAI TV pun ikut mempromosikan aktivitas MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka untuk menjelajah ke Kampung Jami Desa Sukaluyu. Promosi soal kisah motor baca dalam menyediakan akses bacaan ke anak-anak usia sekolah di kampung-kampung. Agar lebih terbiasa membaca dan kian akrab dengan buku-buku bacaan. 

Sekalipun sibuk kerja, besok saya dari Jakarta akan datang ke TBM di kaki Gunung Salak hanya untuk melayani liputan DAAI TV. Setelah itu ya balik lagi ke Jakarta. Karena untuk TBM dan kebaikan, insya Allah saya komit untuk melayani. Apa pun kondisinya, apa pun kendalanya. TBM dan literasi harus terus diperjuangkan, ditegakkan.


Jadi, TBM di mana pun, memang harus lebih kerAS, cerdAS, tuntAS, dan ikhlAS (4-AS). Tidak usah malu promosikan diri. Karena TBM tidak ditanggung oleh negara atau orang lain. Salam literasi #LiputanTV #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline