Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Taman Bacaan Harus Tahu, Inilah 5 Channel Donatur Buku

Diperbarui: 17 Februari 2022   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini kisah nyata di taman bacaan. Tentang donasi buku. Saya tidak kenal dan tidak tahu namanya. Beliau hanya chat via WA dan bertanya "Apakah ini TBM Lentera Pustaka?". Saya jawab iya. Lalu beliau minta alamat TBM dan saya pun berikan. Ternyata, beliau sorenya  beliau mengantar sendiri "donasi buku" ke TBM Lentera Pustaka. Itu sepenggal kisah nyata tentang donasi buku dari orang-orang baik dan peduli taman bacaan.

Tahun 2022 ini baru masuk di Februari, alhamdulillah dan bersyukur selalu. Hingga kini TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor sudah memperoleh sekitar 600 buku + uang Rp. 10 juta (untuk membeli buku) dari 8 donatur. Donaturnya ada yang di Jakarta, Tangerang, dan Bogor. Bila dirata-rata berarti tiap seminggu sekali, ada yang mendonasikan buku ke TBM Lentera Pustaka. 

Adalah fakta, donatur buku itu banyak. Orang-orang yang baik pun masih ada di lingkaran taman bacaan dan pegiat literasi. Maka jangan khawatir, masih ada kok orang-orang peduli yang mau mendonasikan buku sebagai "nafas" aktivitas taman bacaan. Asal pengelola taman bacaan punya komitmen dan konsisten dalam menjalankan aktivitas literasi di taman bacaannnya.

Lalu, bagaimana cara taman bacaan bisa memperoleh donasi buku?

Tentu, ada banyak cara. Tapi berdasarkan fakta dan pengalaman donasi buku yang diterima TBM Lentera Pustaka, setidaknya ada 5 channel donasi buku yang perlu dioptimalkan para pegiat literasi di taman bacaan, antara lain:

1. Media sosial porsinya 40%. Donatur buku dari media sosial tergolong paling efektif. Oleh karena itu, taman bacaan harus aktif mempromosikan aktivitas literasi dan taman bacaannya setiap waktu. Hal ini penting untuk menjawab "keraguan" donator buku tentang bermanfaat atau tidaknya buku yang didonasikan. Bila anak-anaknya banyak dan aktivitasnya rutin, pasti donatur senang menyumbang buku ke taman bacaan.   

2. Relasi pendiri atau pengelola taman bacaan porsinya 25%. Donatur buku yang cukup signifikan adalah dari relasi pendiri atau pengelola taman bacaan. Sebuat saja rekan-rekan pegiat literasi di keseharian. Karena mereka tahu, kita punya aktivitas di taman bacaan maka mereka pun tergerak untuk membantu buku-buku sebagai bakti sosial. Siapa relasi pengelola taman bacaan? Bisa teman di kantor, di kampus, atau di organisasi lain yang mengenal kita sebagai personal yang punya integritas dalam mengabdi di taman bacaan.

3. Komunitas porsinya 15%. Donatur buku lainnya yaitu komunitas atau organisasi informal yang punya kesamaan hobi atau minat, seperti fans K-Pop, alumni, komunitas motor/mobil. Mereka biasanya menjadikan taman bacaan sebagai tempat bakti sosial, termasuk menyumbang buku-buku bacaan.

4. Organisasi literasi porsinya 10%. Donatur buku ini berasal dari organisasi yang berkecimpung di dunia literasi atau taman bacaan, seperti 1001 Buku, Forum TBM, Pustaka Bergerak Indonesia, dan sebagainya. Tentu, syarat keaktifan pun jadi poin penting untuk mendapat donasi buku dari sini.

5. Tulisan porsinya 10%. Nah ini yang jarang dilakukan pengelola taman bacaan, bahwa donatur buku pun bisa diperoleh dari tulisan-tulisan yang dibuat dan dipublikasikan, baik di media sosial atau media online. "Mbah Google" ikut berperan di sini, bila donatur buku mau mencari tempat atau taman bacaan yang bisa menerima donasi buku.

Mungkin ada yang menanyakan, apakah ada donasi buku dari pemerintah? Mungkin saja ada. Tapi sejauh yang dialami TBM Lentera Pustaka, mohon maaf, kontribusi pemerintah sama sekali tidak ada. Jika ada pun tidak signifikan. Entah kenapa, mungkin ada yang tahu jawabannya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline