Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Orang Ikhlas Pasti Baik, Orang Baik Belum Tentu Ikhlas?

Diperbarui: 24 Desember 2021   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Orang Ikhlas pasti baik, orang baik belum tentu ikhlas. Begitu kata status seseorang. Ahh, itu hanya pelintiran kata-kata semata. Cuma bolak-balik bermain dengan kata-kata di media sosial. Retorika doang itu mah. Apa yang diucapkan berbeda dengan apa yang dilakukannya. Malah bikin bingung alias linglung. Orang ikhlas pasti baik, orang baik belum tentu ikhlas. Emangnya, gimana cara membuktikannya?

Emang apa sih arti ikhlas? Apa pula arti baik?

Jadi begini, ikhlas dan baik itu sama-sama sifat yang diajarkan dalam agama Islam. Ikhlas itu mukhlis. Baik itu hasan. Cuma bedanya, ikhlas lebih bersifat batiniah, terletak pada niatnya. Sementara baik itu bersifat lahiriah, tampak dalam perbuatan. Jadi, untuk membuktikan ikhlas atau tidak ya harus terlihat dalam perbuatannya, perilaku nyatanya. Bila ikhlas dimaknakan bersih hati atau tulus hati. Maka akan tercermin dalam perbuatan baik. Karena baik itu secara makna adalah patut, teratur, elok. 

Maka ikhlas dan baik itu bukan dipertentangkan. Tapi justru saling melengkapi. Niat yang ikhlas harus tercermin dalam perbuatan baik. Mana ada ikhlas bila perbuatannya tidak baik. Dan ukuran paling sederhana, ikhlas dan baik itu terletak pada berkahnya. Ada kesinambungan dan manfaat dalam menjalankan sesuatu.

Siapa yang ikhlas bila ada tamu yang datang ke daerah kita lalu kehilangan motornya? Siapa yang ikhlas bila kambing yang mau dijual seorang jompo lalu hilang sebelum dijual? Mau mendengar nasihat baik saja susah, apalagi berbuat baik. Ikhlas dan baik itu soal akhlak.  Jadi, di mana ikhlasnya dan di mana baiknya?

 

Seperti TBM Lentera Pustaka. Bila tidak ikhlas pasti sudah "mati" dari dulu. Bila tidak baik pun ya sepi-sepi saja, programnya tidak akan bertambah. Anak-anak yang membaca terus bertambah, bahkan hari ini yang terbanyak dari desa lain. Program berantas buta aksara terus berjalan, anak difabel ada, kelas prasekolah berjalan, yatim binaan, jompo binaan, hingga koperasi simpan pinjam sudah terbukti. Itu artinya ikhlas bukan? Baik tidak?

Terus, ke mana orang-orang yang bilang lebih baik ikhlas daripada baik itu? Ikhlas memang soal hati. Tapi baik itu amal perbuatan. Jadi hati yang ikhlas memang harus dibuktikan dengan perbuatan baik. Harus seimbang hati dan amal, bukan hanya kata-kata.

Tidak ada orang yang ikhlas dan baik tanpa ikhtiar. Ajarannya kan ikhlas dalam perbuatan baik. Agar memperoleh berkah-Nya, agar bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Seperti di TBM Lentera Pustaka, anak-anak yang membaca buku sementara yang lain nongkrong atau main. Ibu-ibu yang mengantar anaknya ke taman bacaan sementara yang lain gosip dan gibah. Bahkan wali baca dan relawan yang bimbing anak-anak membaca, itu semua perbuatan baik. Insya Allah hatinya ikhlas. Ikhlas dan baik itu nyata, bukan retorika.

 

Jadi, ikhlas dan baik itu berujung pada keberkahan, kemudahan, dan kelancaran. Bila tidak berkah, tidak mudah, dan tidak lancar dalam hal apapun. Maka ada problem soal hati dan perbuatan. Gampang kan memahaminya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline