Sekalipun perbuatan baik, taman bacaan itu bukan tanpa hambatan. Bukan tanpa kebencian bahkan fitnah. Karena di taman bacaan, selalu saja ada orang-orang yang "otaknya jelek". Bila tidak menganggu ya minimal ngomongin atau gibahin taman bacaan. Gila ya, sempat-sempatnya tuh orang. Bantu kagak, donasi kagak. Tapi kok benci dan musuhin taman bacaan. Emang elo siapa?
Ini kisah nyata pengalaman pahit yang dialami taman bacaan. Ketika ada orang tua yang melarang anaknya datang dan membaca ke taman bacaan. Ada pula Ibu yang menyetop anaknya membaca karena jadi bawel alias banyak tanya. Banyak warga yang kerjanya bergosip dan menggibahi aktivitas taman bacaan. Apalagi orang-orang yang apatis alias tidak peduli sama sekali ke taman bacaan. Dan yang tidak terduga, ada pula orang-orang yang bersekongkol untuk "menggembosi" eksistensi taman bacaan. Apalagi tujuannya, kalua bukan "mematikan" taman bacaan. Itu fakta yang dihadapi taman bacaan.
Maka saat taman bacaan dihadapkan pada ujian dan cobaan. Siapapun pegiat literasi dan pengelola taman bacaan harus sabar dan tegar. Tetap fokus pada program literasi yang dijalankan. Namanya perbuatan baik selalu saja ada risiko dan orang-orang yang tidak suka, tidak peduli. Gimana caranya? Bilang saja ke mereka, emang elo siapa?
Emang elo siapa?
Saat taman bacaan didirikan, elo kan gak bantuin apa-apa
Saat taman bacaan butuh uang, elo juga gak sedekah atau gak ngasih
Saat taman bacaan punya acara, elo gak bantuin apa-apa
Saat taman bacaan sepi, elo juga gak bikin ramai
Saat taman bacaan gak punya buku, elo gak nyumbang
Tapi sekarang saat taman bacaan maju, elo tetap gak suka