Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Apa Ada Taman Bacaan Berprestasi di Indonesia?

Diperbarui: 19 November 2021   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Setiap orang pasti ingin berprestasi. Karena prestasi adalah suatu kebanggaan. Sebagai bukti kinerja dan adanya kompetensi di suatu bidang. 

Bukan hanya prestasi belajar di sekolah, akademik atau olahraga. Prestasi pun bisa didapatkan dalam aktivitas sosial seperti di taman bacaan. Dan prestasi tidak harus terjadi akibat lomba atau kompetisi. Karena sejatinya, prestasi lahir dari semangat dan perjuangan. Untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, baik untuk diri sendiri apalagi untuk orang lain.

Kata orang prestasi lahir dari orang-orang hebat. Itu pendapat salah. Karena orang yang berprestasi bukan orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Prestasi pun bukan milik orang-orang yang tidak punya kekurangan. Tapi prestasi adalah sebuah tindakan nyata. Perbuatan ytang berbasis kinerja dan kreativitas yang unggul. Sehingga mencapai sukses dalam setiap ikhtiarnya. Jiwa pantang menyerah dan sepenuh hati dalam bertindak, itulah landasan moral prestasi.

Seperti prestasi di taman bacaan. Pegiat literasi dan relawan pun bisa berprestasi. Karena berkiprah dalam menegakkan tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. 

Sebut saja, TBM Lentera Pustaka. Sejak didirikan tahun 2017, taman bacaan di kaki Gunung Salak Bogor ini hanya memliki 14 anak pembaca aktif dan hanya mengelola taman bacaan. Tapi siang sangka, kini TBM Lentera Pustaka telah menjalankan 12 program literasi yang luar biasa dan punya manfaat besar bagi masyarakat, yatiu:

1. TABA (TAman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya) dengan waktu baca 3 kali seminggu, kini setiap anak mampu membaca 5-8 buku per minggu

2. GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf agar terbebas dari belenggu buta aksara dengan jam belajar seminggu 2 kali.

3. KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah yang belajar calistung 2 kali seminggu

4. YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni setiap bulan dan 4 diantaranya dibeasiswai untuk tetap sekolah

5. JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo usia lanjut yang disantuni setiap bulan

6. TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel yang diperlakukan seperti anak-anak pada umumnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline