Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Unjuk Rasa Anak-anak di Taman Bacaan Lentera Pustaka, Kenapa Terjadi?

Diperbarui: 30 Agustus 2021   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Anak-anak kecil usia sekolah unjuk rasa di taman bacaan, kenapa bisa?

Anak-anak kecil usia sekolah demo. Seperti yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sekitar 160-an anak pembaca aktif usia sekolah turun ke jalan. 

Mereka melakukan "Kampanye Ayo Baca" dengan cara keliling tiga kampung (Warung Loa - Tamansari - Sukajaya) hanya untuk mensosialisasikan pentingnya anak-anak usia sekolah membaca buku. 

Dibimbing wali baca dan para relawan, anak-anak melakukan "aksi diam berjalan" sambil membaca pamflet "Anak Sekolah Haru Rajin Membaca", "Ayo ke TBM", Ayo Baca", "Ayo ke Taman Bacaan", dan hastag #BacaBukanMaen.

Demo anak-anak kecil tentu beda dengan demo orang dewasa. Atas nama kritik dan emokrasi turun ke jalan. Tapi anak-anak TBM Lentera Pustaka justru berdemo atau unjuk rasa demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak kampung. 

Anak-anak yang selama ini sulit mendapatkan akses buku bacaan. Dan kini setelah ada taman bacaan, mereka mengajak sesama rekan sebaya untuk datang dan membaca buku di taman bacaan.

Kampanye "Ayo Baca" TBM Lentera Pustaka ini digelar pada Minggu, 29 Agustus 2021 sebagai bagian dari rangkaian pencanangan "Kampung Literasi Sukaluyu", dalam mewujudkan kawasan giat membaca dan budaya literasi berbasis inklusi sosial. 

Kebetulan TBM Lentera Pustaka terpilih 1 dari 30 TBM se-Indonesia untuk menyelenggarakan Program Kampung Literasi tahun 2021 yang diinisiasi oleh Direktorat PMPK Kemdikbud RI dan Forum TBM Indonesia.

Kampanye Ayo Baca digelar sebulan sekali oleh anak-anak TBM Lentera Pustaka atas arahan pendirinya, Syarifudin Yunus. Sekali lagi untuk mengajak anak-anak usia sekolah membaca di taman bacaan. Maklum, di wilayah ini, angka putus sekolah tergolong masih tinggi. 

Tingkat pendidikan masyarakat-nya 81% SD dan 9% SMP. Maka kampanye "Ayo Baca" menjadi penting digelar untuk membangun kesadaran anak dan orang tua. Akan pentingnya sekolah dan pendidikan. Tidak boleh ada alasan apapun untuk memberhentikan anak sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline