PPKM darurat bisa jadi diperpanjang jadi 6 minggu. Siapa pun diimbau untuk #DiRumahAja. Kurangi mobilitas dan keluar rumah. Disuruh WFH dan ada penyekatan di mana-mana. Tentu, realitas ini bukan hal yang mudah untuk mereka yang sering keluar rumah. Apalagi bagi yang terbiasa bekerja, terbiasa pergi pagi pulang malam. T
ermasuk yang doyan nongkrong atau punya gaya hidup dinamis. Bisa jadi, bukannya tambah sehat malah stress? Karena merasa tersiksa, terpenjara di rumah?
Jujur saya, saya sendiri sudah 1 tahun 4 bulan #DiRumahAja. Sejak 15 Maret 2020 sampai hari ini. Keluar rumah, seminggu hanya 2 hari saja. Saat PPKM darurat ini pun praktis tidak keluar rumah. Sebagai manusia biasa, tentu dihantui rasa bosan. Suasana hati jadi berantakan. Pikiran tidak menentu. Karena rutinitas yang biasa dilakukan, semua terhenti. Akibat pandemi Covid-19. Apa saya harus stres? Lalu, mau ngapain saat #DiRumahAja? Atau terpaksa #DiRumahAja agar tidak tertular Covid-19?
Jangan stress, gelisah apalagi takut. Karena kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah awal dari kesembuhan.
Begitu kata ilmuwan Islam, Ibnu Sina. Memang harus diakui, kondisi hari-hari ini tidak baik. Maka tetap tegakkkan protokol Kesehatan, patuhi aturan PPKM darurat. Dan yang penting selalu waspada untuk meningkatkan imun dan iman pada diri sendiri. Cukup, imun dan iman.
Oh ya, satu lagi. Semakin lama #DiRumahAja, biasanya makin banyak waktu berselancara di media sosial. Maka pastikan, media sosial dipakai untuk hal-hal yang positif. Tidak perlu menjelekkan orang lain di medsos. Tidak perlu berkomentar yang mengundang kebencian atau tendensi negatif. Jangan salah pakai medsos. U
ntuk apa pakai medsos bila jadinya malah stress atau nambah-nambahin dosa. Ketahuilah medsos itu kamuflase atau tipuan belaka. Maka rileks saja dan gunakan medsosi untuk hal yang bermanfaat dan positif. Ini pesan penting banget dalam situasi seperti sekarang.
Bosan, gelisah dan bete itu bukan sebab. Tapi akibat. Kenapa bisa stres, gelisah, atau bete? Maka fokus benahi sebabnya. Sebabnya adalah karena takut, khawatir berlebihan dan tidak rileks.
Seolah kondisi sekarang dianggap masalah. Tetap tenang, jaga kesehatan, dan berpikir positif. Jangan mau terlibat pada pikiran negatif, apalagi berkomentar yang tidak perlu dikomentarin. Rileks saja. Karena semua ini ujian dan sudah dikehendaki Allah SWT. Maka hadapi dengan ikhtiar baik dan doa baik.
Maka rasa bosan dan stres itu harus dikelola dengan baik. Karena bila tidak, akan bisa jadi penyakit. Suasana hati apapun harus dikendalikan. Bila tidak, akan merusak kesehatan mental dan pikiran.
Sehingga ujung-ujungnya, imunitas tubuh menurun dan akhirnya jadi sakit. Tetaplah berpikir positif, jangan sebaliknya. Banyaklah bersyukur, jangan banyak mengeluh. Jaga suasana hati tetap oke, jangan sebaliknya. Karena percayalah, badai pasti berlalu kok. Dan di balik tiap kesulitan pasti ada kemudahan.