Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Berpikir di Luar Kotak Tapi Bertahan di Zona Nyaman, Kok Bisa?

Diperbarui: 28 Juni 2021   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pribadi

Ini pikiran banyak orang. Perubahan boleh asal jangan ganggu kenyamanan mereka. Orang lain diminta berubah. Tapi dia sendiri tidak mau berubah. Menuntut orang lain berpikir di luar kotak. Tapi dia bertahan di dalam kotak.

Berpikir di luar kotak itu. Artinya, cara berpikir di luar batasan masalah yang ada. Berpikir dengan perspektif yang baru. Sementara kotak itu hanya ilustrasi. Tentang orang yang membatasi diri hanya melihat masalah pada dirinya sendiri. Bukan masalah fundamental.

Maka berpikir di luar kotak, tumpuannya ada pada cara pikir baru di luar kebiasaan. Di luar pikiran sebelumnya, berbeda dari orang-orang pada umumnya. Lebih kreatif dalam melihat masalah. Atau benar-benar berpikir keluar dari yang pernah ada dari sebelumnya. Jadi, berpikir di luar kotak berarti berani untuk berpikir lebih jauh, tidak terfokus hanya pada apa yang dihadapi atau yang dianggap menganggu kenyaman diri sendiri.

Berpikir di luar kotak, sungguh hanya bisa dan terjadi apabila kita:

1. Berani keluar dari zona nyaman.

2. Berani meninggalkan keraguan atau ketakutan.

3. Mau mendengarkan orang lain, terbuka, dan menerima. Bukan memaksa atau bertahan.

4. Mau terbuka terhadap kemungkinan baru, beda dengan yang sebelumnya.

5. Tidak memaksakan kepentingan sendiri tanpa tahu kepentingan yang lebih besar.

Si Albert Einstein yang bilang "Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan cara-cara yang sama". Bagaimana mungkin?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline