Sudah saatnya industri DPLK masuk ke platform digital. Selain potensinya yang sangat besar, tapi juga lebih efektif dalam memudahkan akses publik untuk memiliki program pensiun DPLK. Itulah simpulan dalam acara webinar inklusi keuangan bertajuk "Strategi Pemasaran DPLK Melalui Pemanfaatan Digital Marketing " yang digelar oleh Perkumpulan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) pada Kamis, 22 Oktober 2020 via zoom meeting.
Dihadiri oleh 90 peserta dan dibuka oleh Saktimaya Murti (Wakil Ketua Umum Perkumpulan DPLK), webinar ini diharapkan dapat memberi masukan dan strategi pelaku DPLK dan tenaga pemasar untuk mulai mengadopsi platform digital sebagai alternatif penjualan DPLK. Tampi sebagai pembicara di acara ini adalah 1) Firmansyah, ASAI (Praktisi Pemasaran/DPLK Avrist), 2) Aditya Budi (CEO @ Premiro - PT Mitra Ibisnis Terapan), dan 3) Ronald Yusuf (Kabid Program Analisis Kebijakan PKSK BKF Kemenkeu RI) dengan moderator Syarifudin Yunus (Direktur Eksekutif PDPLK).
"Webinar DPLK ini penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi DPLK kepada masyarakat. Saat ini tingkat inklusi DPLK baru 6% dari total pekerja. Maka potensinya masih sangat besar. Tinggal kita optimalkan edukasi dan mulai adaptasi teknologi digital. Agar DPLK ke depan lebih maju lagi" ujar Saktimaya Murti, Wakil Ketua Umum PDPLK dalam sambutannya.
Praktisi pemasaran DPLK, Firmansyah memaparkan memang sudah saatnya industri DPLK lebih agresif dalam digital marketing. Agar proses registrasi peserta lebih mudah dan sederhan, di samping dapat mengetahui akumulasi saldo lebih mudah. Akses digital DPLK pun dapat meningkatan komunikasi dan service dari pelaku DPLK kepada nasabahnya.
Sementara Aditya Budi, CEO Premiro dan praktisi digital mengajak industri DPLK untuk memanfaatkan platform digital. Agar public bisa mengakses lebih mudah, di samping mampu meraih pertumbuhan bisnis yang lebih besar lagi utamanya di kalangan milenial dan UMKM. Seharusnya, digital bisa jadi DNA baru bagi industri DPLK untuk mengejar ketinggalan dibandingkan industri jasa keuangan lainnya. Untuk itu, semua stakeholders di DPLK harus kolaborasi untuk wujudkan DPLK digital ke depan.
Hal yang sama ditegaskan oleh Ronald Yusuf dari BKF yang memberi contoh negara India dan Nigeria yang mampu menjalankan pension digital bagi masyarakatnya dengan optimal. Dengan mempertimbangkan potensi pasar pekerja informal dan UMKM yang besar, maka tidak ada pilihan lain selain menyiapkan DPLK digital.
Di era pandemi Covid-19 sekarang, memang industri DPLK masih tetap tumbuh positif mencapai 6% dan aset dikelola pun tembus Rp. 100 trilyun. Namun pencapaian tersebut akan bisa lebih optimal bila didukung platform digital untuk program DPLK. Karena suka tidak suka, era digital dan kaum milenial sangat menanti teknologi digital yang memudahkan akses ke DPLK. Agar nasabah lebih nyaman dengan dukungan teknologi. Karena kebih cepat, lebih mudah, dan lebih efisien.
Maka ke depan, ada harapan besar di industri DPLK untuk lebih agresif dalam memasarkan DPLK melalui jalur apapun, termasuk teknologi digital. Karena public, kini menanti gebrakan digital di industri DPLK Indonesia ... Siapp! #YukSiapkanPensiun #PDPLK #DanaPensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H