Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Apa Itu Literasi?

Diperbarui: 12 September 2020   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu literasi? (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Faktanya, literasi masih banyak belum dipahami banyak orang. Literasi, memang sering disebut dalam berbagai diskusi dan seminar. Namun dalam realisasinya, praktik baik literasi belum banyak dilakukan. Atas alasan itu pula, Indonesia disinyalir memiliki tingkat literasi yang belum memadai atau tergolong masih rendah.

Salah satu bukti rendahnya tingkat literasi di Indonesia (Litbang Kemdikbud, 2019) adalah angka rata-rata Indeks Alibaca Nasional berada di angka 37,32. Indeks aktivitas literasi yang tergolong rendah. Indeks kumulatif dari 1) dimensi kecakapan 75,92, 2) dimensi akses 23,09, 3) dimensi alternatif 40,49, dan 4) dimensi budaya 28,50.

Adalah Central Connecticut State University yang merilis "The World Most Literate Nation Study" (2016) atau  studi bangsa-bangsa paling literat di dunia. Hasilnya, Indonesia berada pada posisi ke-60 dari 61 negara, hanya di atas Botswana. Untuk kawasan ASEAN, posisi Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. 

Ditambah lagi laporan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang dilakukan The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menempatkan posisi Indonesia di peringkat 72 dari 77 negara. 

Skor kemampuan siswa Indonesia dalam membaca 371 (di bawah rata-rata OECD 487), untuk matematika 379 ( di bawah rata-rata OECD 487), dan untuk sains 389 (di bawah rata-rata OECD 489).

Lagi-lagi, laporan "Skills Matter" OECD (2016) melalui tes PIAAC pun menyatakan tingkat literasi orang dewasa Indonesia berada pada posisi terendah dari 40 negara. Hanya 1% orang dewasa yang memiliki tingkat literasi yang memadai; yang dapat mengintegrasikan, menafsirkan, dan mensintesis informasi dari teks yang panjang. 

Lalu, hanya 5,4% orang dewasa yang dapat menemukan makna informasi dari teks yang panjang. Mungkin, beragam studi itu relevan dengan data UNESCO yang menyebut posisi membaca Indonesia 0,001%. Atau hanya ada 1 dari 1.000 orang Indonesia yang gemar membaca. Tentu, validitas data dan studi itu dapat diperdebatkan. 

Tapi buat saya yang penting, data itu harusnya menjadi sinyal bangsa Indonesia untuk memperbaiki diri dalam hal tingkat literasi. Agar ke depan, kondisi literasi orang Indonesia bisa terus meningkat.

Ironisnya, Indonesia ini negara dengan terbanyak ke-5 di dunia, mencapai 272 juta orang. Riset We Are Social bertajuk "Global Digital Reports 2020" menyebut 64% penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Anggka pengguna internet menakjubkan, sudah mencapai 175,4 juta orang. 

Waktu berselancar di dunia maya rata-rata orang Indonesai selama 7 jam 59 menit per hari, sementara rata-rata global hanya 6 jam 43 menit di internet per harinya. Maka tidak heran, orang Indonesia masuk "kaum paling cerewet di media sosial", berada di urutan ke 5 dunia, melebihi Tokyo dan New York sekalipun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline