Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Literasi Itu Cara Bersikap, 5 Alasan Pentingnya Membangun Sikap

Diperbarui: 16 Juli 2020   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi itu sikap (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Literasi, sejatinya bukan hanya soal membaca, menulis, atau berhitung. Tapi literasi menyangkut kemampuan memahami dan memecahkan masalah sesuai dengan keahliannya. Maka, literasi adalah cara bersikap. Sikap itulah yang akhirnya membedakan orang literat dengan yang tidak literat.

Banyak orang gagal dalam bersikap. Hanya peduli terhadap fakta. Lalu memperbesar celotehan dan pikiran subjektifnya. Hingga gemar menyalahkan orang lain. Menggiring pikiran subjektif. Sebuah arogansi individual. 

Mereka lupa, fakta itu bisa terjadi pada siapapun. Tapi yang penting, bagaimana menyikapinya? Itulah yang disebut "sikap lebih penting daripada fakta".

Apalagi di masa Covid-19 begini. Ternyata makin banyak orang yang "kehilangan" sikap. Katanya sehat itu penting tapi perilakunya melalaikan protokol kesehatan. Katanya jaga jarak, tapi nyatanya tetap berkerumun. Katanya tidak perlu keluar rumah bila tidak perlu, nyatanya ngelayap kemana-mana.

Sikap jauh lebih penting daripada fakta. 

Hari-hari sekarang emang makin banyak orang yang tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri. Makin banyak media sosial, makin banyak orang galau. Ia kecewa pada dirinya sendiri. Lalu dilampiaskan kepada banyak orang. 

Kerjanya menyalahkah atau cari kesalahan. Bahkan, hidup dan dunianya sempit. Merasa punya banyak kekurangan. Sampai akhirnya, ia mulai "bermimpi kosong". Lalu, dalam hatinya bertanya, "mengapa aku tak bisa seperti dia?"

Apa yang sebenarnya yang terjadi?

Yang terjadi, orang-orang itu bisa dibilang tidak punya SIKAP. Orang yang tidak punya SIKAP adalah orang yang "membenarkan" pikirannya sendiri. Tapi di saat yang sama "menyalahkan" perilakunya. Agak lucu.

Memang, tidak banyak orang yang bisa menerima keadaan dirinya. Ini bukan soal kurang atau lebih. Ini soal SIKAP. Tidak jarang orang yang merasa "tidak lebih baik" dari segala yang sudah dia miliki. Lantas, dia berpikir untuk "menjadi orang lain". Di situlah, ia mulai berperilaku seperti orang lain dan kemudian ia sadar dan menyalahkannya.

Nyata sudah, banyak dari kita yang sudah "kehilangan" SIKAP. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline