Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Perkuat Literasi, Spirit Webinar Internasional Unpak Perubahan Pendidikan di Era New Normal

Diperbarui: 7 Juli 2020   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Webinar Internasional Perubahan Pendidikan (Sumber: Pribadi)

Era new normal dunia pendidikan. Mau tidak mau, harus berubah. Agar segudang masalah pendidikan yang ada dapat dipecahkan. Mengambil tema "Leading Change of Education in the New Normal and Industrial Revolution 4.0 Era", Program Studi Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak) menggelar Webinar Internasional pada Selasa (7/7/2020) melalui Zoom Conference.

Webinar internasional yang dibuka oleh Prof. Dr. H. Bibin Rubini, M. Pd. (Rektor Unpak) diikuti keynote speech dari Prof. Dr. Thamrin Abdullah, M.M, M. Pd. (Kaprodi S3 MP Unpak) dan Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardhienata (Dekan Sekolah Pascasarjana Unpak). 

Diikuti 300 peserta dari dalam dan luar negeri, baik dari kalangan dosen, mahasiswa, kepala sekolah, webinar internasional ini mengungkap pentingnya dunia pendidikan berubah, untuk menjawab masalah yang ada termasuk era new normal akibat Covid-19 dan era revolusi industri 4.0.

Tampil para pembicara berkapasitas internasional, antara lain: 

1) Prof. Dr. Ir. K.H Mohammad Nuh, DEA (Indonesia Education Minister 2009-2014 dari ITS), 2) Bambang Sumintono, Ph. D (University Malaya Kuala Lumpur), 3) Kanako Nozu Kusanagi, Ph. D (University of Tokyo), 4) Prof. Dr. Mahmudin Yasin (Mantan Deputi Menteri BUMN), dan 5) Danish Ali Memon, Pd. D (Mehran University Jamshoro, Pakistan). 

Sementara sebagai pembahas yaitu 1) Marilyn Fernandez Ph. D., ELT (University Thailand), 2) Moses R. Phahlane, Ph. D., (Multilateral Trade Relations, South Africa), dan 3) Ahmed A. Zaid, Ph. D., (Industrial Management Palestina).

Webinar internasional "perubahan pendidikan" ini menegaskan akan pentingnya dialektika dalam pendidikan untuk mempertahankan yang sudah baik dan memperbaiki yang masih kurang dalam sistem pendidikan. Agar tidak ada narasi tunggal dalam system pendidikan. Karena khusus di perguruan tinggi misalnya, ada 8 juta mahasiswa yang menanti perubahan belajar di era new normal. Karena itu, kuliah harus tetap berjalan dalam kondisi apapun. Namun diperlukan perubahan yang optimal.

"Zaman sudah berubah. Maka cara pandang dan perilaku belajar pun harus berubah. Karena pendidikan adalah proses yang tidak dapat diulang. Maka belajar dna pendidikan tidak boleh salah. Maka harus hati-hati dalam mengambil kebijakan dalam system dan proses penddikan" ujar Prof. Dr. M. Nuh, mantan Menteri Pendidikan RI sekaligus guru besar UTS.

Era new normal akibat Covid-19 dan revolusi industry pun memberi pelajaran penting bagi dunia pendidikan untuk memperkuat budaya literasi, baik literasi bahasa maupun literasi informasi. Karena dengan kemmapuan literasi itulah dunia pendidikan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Atas sebab apapun dan kapanpun.

"Di era new normal ini, dunia pendidikan harus optimalkan literasi data dan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Akurasi literasi data inilah yang jadi dasar tegaknya kecerdasan buatan dan digitalisasi. Maka dunia pendidikan harus antisipasi melalui peningkatan literasi" kata Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardhienata, Dekan Sekolah Pascasarjana Unpak dalam keynote speech-nya.

Maka di era new normal, inisiatif melakukan perubahan cara belajar patut dilakukan. Dunia pendidikan tidak bisa berdiam diri dalam situasi darurat seperti sekarang. Harus ada "cara baru" dalam belajar agar proses pendidikan tetap memberi makna bagi peserta didiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline