Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Renungan #DiRumahAja Saat Wabah Virus Corona

Diperbarui: 4 April 2020   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus corona Covid-19, mewabah tanpa diduga. Merasuk ke seluruh dunia.

Orang baru pulang dari luar negeri, usai liburan, merenggut nyawa akibat virus corona. Dokter yang berjuang mati-matian di RS, akhirnya terjangkit Covid-19 lalu meninggal dunia. Kawan yang minggu lalu sehat-sehat saja, tahu-tahu PDP dan meninggal pula.

Tapi ada pula yang pertama kali jadi pasien corona hari ini sembuh. Di Wuhan pusat wabah corona pertama kali. Dulu kota itu jadi tontonan dunia, sekarang Wuhan justru menonton dunia yang terwabah. Wuhan berangsur sembuh dari corona, di negara lain justru lagi hangat-hangatnya.

Per kemarin 3 April saja di Indonesia 32 dari 34 provinsi sudah terjangkit Covid-19. Ada 1.986 kasus positif; 181 meninggal dan 134 sembuh. Di seluruh dunia, 204 negara sudah terjangkit. Kasus positif corona sudah tembus 1.017.693 orang, meninggal 53.179 orang dan sembuh 212.072 orang.

Guru besar, dokter muda, professional, dosen, ibu rumah tangga, karyawan, buruh pabrik atau siapapun bisa terjangkit virus corona bahkan meninggal dunia. Anehnya, tidak tahu siapa yang menularkan dan siapa yang ditularkan?

Covid-19 mewabah dan jadi "musuh bersama" yang harus diperangi.  Covid-19 sama sekali tidak kenal usia, tidak kenal status sosial, apalagi pangkat dan jabatan.

Makin ke sini, makin tidak pasti. Tidak satupun orang pintar yang berani menyatakan kapan wabah Covid-19 ini akan berakhir? Minggu depan, sebulan lagi, atau akhir Juni 2020. Semua tidak pasti.

Tiap kita hanya diminta untuk #DiRumahAja, hindari physical distancing alias jaga jarak, hindari keramaian, selalu cuci tangan, jaga kesehatan. Sampai kapan? Sama sekali tidak ada yang tahu jawabnya.

Cara menyikapi wabah virus corona pun beda-beda. Ada yang takut banget, ada yang panik, ada yang galau. Bahkan ada yang santai-santai saja.

Kantor ada yang work from home, ada yang tidak. Sholat jumat ditiadakan. Kampus kuliah daring. Sekolah belajar jarak jauh. Ekonomi lesu. Abang ojol, tukang kopi pinggir jalan dan warung sepi pelanggan. Semua diduga, gara-gara wabah virus corona.

Bila takut, kenapa? Takut terserang virus corona. Atau takut meninggal. Atau takut tertular. Semua tidak pasti. Makin bingung, makin tidak pasti. Hebat sekali wabah virus corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline