Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Sarungan Bisa Cegah Covid-19, Kata Siapa?

Diperbarui: 18 Maret 2020   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sarungan bisa cegah covid-19?

Itu hanya pertanyaan, bukan simpulan. Jangan percaya, karena tidak ada hubungan antara covid-19 dengan sarungan. Sarungan itu budaya, sementara covid-19 itu virus yang lagi mewabah. Yang jelas, saat sarungan atau saat merebaknya covid-19. Semuanya harus waspada.

Kata mertua saya, menantu ideal itu pasti seorang yang pandai sarungan.

Tidak peduli kaya atau miskin. Tidak peduli pintar atau bodoh. Bahkan tidak peduli berpangkat atau tidak. Asal terbiasa dan pandai pakai sarung, sudah cukup ideal katanya. Luar biasa, senang mendengarnya !!!

Lagi-lagi, jangan percaya bila sarungan bisa mencegah wabah covid-19.

Karena sarung itu hanya simbol. Agar kita lebih legowo dan mau menerima realitas. Apapaun yang sedang terjadi, termasuk covid-19. Entah itu, orang besar atau orang kecil. Orang kaya atau miskin, saat sarungan semua sama saja. Sarung itu tidak pernah membeda-bedakan orang. Apalagi kasta dan status sosial. Saat sarunga, semua sama saja. Siapapun cocok dan bagus-bagus saja memakai sarung.

Secara filosofis, sarungan itu bukti adanya kesadaran manusia untuk "menahan diri". Menahan diri untuk berdiam di rumah, menahan diri untuk tidak berkunjung ke pusat keramaian. Menahan diri untuk tidak gaduh atau kisruh. Termasuk menahan diri dari ego yang berlebihan dan hawa nafsu. Agar tidak tertular atau menularkan.

Karena biasanya, "sesuatu" yang ada di dalam sarung itu berbahaya. Makanya, keris ada sarungnya. Pistol ada sarungnya. Sesuatu yang berbahaya memang harus ada sarungnya. Termasuk covid-19, ya sarungnya diri kita sendiri. Disarungi, agar tidak bahaya buat orang lain. Maka sarungan, memang untuk "menahan" apa-apa yang ada di dalamnya. Agar jangan dipamerkan, agar tidak dipertontonkan. 

Cuma sayang. Di zaman now, belum ada "sarung" untuk mulut dan jari-jari yang berlebihan. Karena biar bagaimana pun, sarungan pun ada adabnya, ada akhlaknya. Sarung bukan Cuma soal prestise atau harga. Tapi sarung, selau menghadirkan bilai-nilai. Nilai untuk menahan diri, menahan ego dan hawa nafsu.

Coba deh dicermati. Sarung itu motif dan coraknya bermacam-macam. Itu simbol bahwa siapapun orang yang memakai sarung. Pasti akan menemui perbedaan. Saat melangkah ke manapun ada saja yang berbeda, ada yang setuju ada yangtidak setuju. Jadi apapun, ada konsekuensinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline