Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Belajar Budaya Siri' dari Desa Limapoccoe

Diperbarui: 28 Desember 2019   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap pagi, hawa dingin dan kabut menyelimuti Dusun Bengo Desa Limapoccoe Kec. Cenrana Kab. Maros Sulsel. Udara daerah pegunungan lebih terasa, khas dataran tinggi dan dikelilingi banyak batu karst atau pegunungan kapur. Dusun tanah leluhur saya ini sebagian besar masyakatnya bertani atau beternak sapi atau ayam.

Namun bermalam 3 hari di Desa Limapoccoe, sedikit mencuri perhatian. Karena selalu ada pelajaran budaya lokal yang bisa digali. Dsa yang berjarak 2,5 jam dari Makassar ini menyimpan nilai budaya yang tetap relevan dan patut dilestarikan. 

Desa Limapoccoe, mungkin terdengar cukup asing di telinga. Tapi hampir semua masyarakat di desa ini menganut budaya siri' atau bagaimana menjaga nama baik keluarga sebagai pijakan pendidikan.

Budaya lokal, tentu bukan hanya baju bodo, batik atau kesenian reog. Tapi budaya yang mampu memperkuat karakter di tengah derasnya gempuran era digital yang serba instan. 

Hingga mengikis budaya "malu" yang ditanamkan nenek moyang kita dulu. Maka wajar, akhirnya korupsi pun berubah jadi budaya di negeri ini.
Di Desa Limapoccoe, ada kesan orang-orangnya sedikit keras dalam berbicara. Bahkan boleh disebut tegas. Namun keras dan tegas pada masyarakatnya sebagai bentuk lazimnya budaya kedisplinan dan ketaatan.

Untuk tidak melakukan hal yang tidak biasanya. Tidak melakukan hal-hal yang melanggar norma dan nilai budaya yang jadi kebiasaan suku Bugis Makassar. Di desa ini, petani tiap pagi sebelum pukul 08.00 sudah berangkat ke sawah. Itu budaya disiplin.

Begitupun dalam gaya mendidik anak. Masyarakat di Desa Limapoccoe pun menganut kedisiplinan yang ketat. Agar anak-anaknya cepat mandiri atau dapat mengatur hidupnya sendiri. Karena sikap disiplin yang jadi bekal moral anak-anak agar dapat lebih bertanggung jawab dan berfikir positif dalam keseharian.

Maka, kuatnya budaya lokal atau etos di Desa Limapoccoe terlihat melalui budaya kedisiplinan dan gaya mendidik anak. Itulah buday siri' atau cara sederhana menjaga nama baik keluarga. Budaya yang membuat anak-anak lebih bertanggung jawab atas etika. Dan memiliki karakter kuat yang lebih matang.

img-20191228-061047-jpg-5e068418d541df1850763142.jpg

Banyak etos positif yang bisa dipelajari di Desa Limapoccoe Centana Maros. Tentu, budaya lokal ini bisa ada dan terjadi di desa-desa lain di Indonesia. Hanya maukah kita menggali dan mensosialisasikannya lagi di era sekarang?

Selama 3 hari di Desa Limapoccoe. Dan belajar dari budaya lokal kampung halaman. Maka saya pun kian yakin. Bahwa sesungguhnya tidak ada "orang besar" dan "orang kecil" dalam bermasyarakat. Karena besar atau kecil hanya terjadi pada kualitas karakter, kualitas etos orang per orang... #DesaLimapoccoe #Maros #BudayaLiterasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline