Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Kuliah Jurnalistik, Mahasiswa Unindra Dilatih Meliput Berita

Diperbarui: 14 Oktober 2019   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Belajar sambil meliput dan menulis berita. Begitu pengalaman yang dialami mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) saat mengikuti perkuliahan "Jurnaslitik" yang diampu dosen Syarifudin Yunus.


Mahasiswa dilatih untuk meliput berita. Lalu menuliskan menjadi beriat. Agar nantinya,  mahasiswa mampu memberitakan kejadian atau peristiwa yang faktual terjadi masyarakat secara bertanggung jawab. Sehingga kualitas berita yang disajikan akurat dan terhindar dari hoaks.


Dengan panduan buku "Jurnalistik Terapan” karya Syarifudin Yunus terbitan Penerbit Ghalia Indonesia (cetakan ke-4), mahasiswa dilatih menulis sebagai proses. Sehingga kualitas berita yang disajikan lebih optimal dan berdasarkan liputan ke lapangan.


Berita sebagai laporan tercepat tentang fakta yang menarik perhatian dan minat pembaca. Harus dimulai dari meliput – menuliskan hingga mempublikasikannya. Agar berita yang disajikan dapat dapat dipertanggungjawabkan.


"Jurnalistik adalah proses dalam meliput – menulis dan memberitakan. Tidak ada berita yang instan, semua harus dilipiut ke lapangan. Maka, mahasiswa saya ajarkan untuk bisa meliput dengan teknik yang tepat; dari mulai mendapatkan bahan, menuliskan hingga menyebarluaskannya. Mengapa ada berota bohong atau hoaks? Karena mereka tidak berproses " ujar Syarifudin Yunus, dosen yang mantan wartawan Majalah Forum Keadilan.
Melalui liputan jurnalistik, mahasiswa Unindra ditekankan untuk memahami prasyarat menulis berita berupa yang: 1) aktual, 2) faktual, 3) penting, dan 4) menarik. Dengan cara ini, mahasiswa pun diajarkan cara menulis berita secara mudah melalui teknik "key messages" atau pesan inti yang ingin dituliskan dalam berita, sesuai hasil liputan atau interview yang dilakukan di lapangan.

"Berita adalah hasil akhir dari meliput. Maka harus dilatih dan dibiasakan. Agar berkualitas beritanya. Persis seperti buku pun proses yang harus dilatih dan dibiasakan. Tidak mungkin lahir buku orisinal tanpa ada perilaku menulis yang dibiasakan" tambah Syarifudin Yunus.


Belajar sambil menulis. Banyak orang berpikir, belajar dan menulis adalah dua hal yang terpisah. Belajar aktivitas tersendiri, menulis pun tersendiri. Maka belajar seringkali ditafsir sebagai proses formal untuk menambah pengetahuan. Sementara menulis menjadi perilaku yang berada di luar kelas. Tapi realitas itu dibantah oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI yang belajar mata kuliah Jurnalistiak sambil membuat berita dengan bimbingan dosen Syarifudin Yunus.

Menariknya, hasil liputan dan berita yang dibuat mahasiswa nantinya akan diterbitkan ke dalam buku karya jurnalistik dan akan diluncurkan pada 17 November 2019 di #2 Festival Literasi Gunung Salak. Buku kuliah di sebelah kanan dan nantinya buku karya jurnalistik di sebelah kiri. Begitulah proses belajar Jurnalistik yang dialami mahasiswa semester 5 PBI Unindra. Untuk lebih dekat berproses jurnalistik melalui karya.

Agar mahasiswa mampu menyajikan berita yang akurat dan makin terampil dalam menulis... Itulah hakikat belajar Jurnalistik di era 4.0…. #JurnalistikTerapan #KuliahJurnalistik #Unindra 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline