Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Politik Kagetan Kaum Kemrungsung

Diperbarui: 3 Oktober 2019   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi

Kemrungsung. Banyak orang mudah kaget, panik. Politik kagetan. Kalo kata orang Jawa, artinya tergesa-gesa. Mudah kaget lagi panik. Melihat sesuatu peristiwa buru-buru berkomentar atau memvonis. 

Walau tidak tahu banyak persoalannya. Kemrungsung itu efeknya sangat negatif; negative effect. Walau gak banyak disadari orang.

Kenapa kemrungsung?
Bisa jadi karena terlalu cintanya manusia pada dunia. Segala urusan di dunia harus bisa dikendalikan logika atau otak manusia. Begitu kata kaum kemrungsung. Maka wajar, sulit untuk tenang.

Saking cintanya pada dunia. Kemrungsung itu kian mematikan kepedulian pada sesama. Bahkan saking sibuknya, kita makin tidak sempat lagi belajar. Tidak sempat lagi ibadah yang optimal; wiridan, sholawatan, sunahan, tadarusan, bahkan doaan. 

Tapi begitu ada  kejadian, buru-buru bikin omongan bikin rangkaian pikiran biar dianggap pedulian. Wajar, karena  terlalu kemrungsung.

Maka hati-hati, jangan sampai kemrungsung. Jaga hati, jaga pikiran. Biarkan semua berjalan apa adanya. Karena semua sudah dikehendaki-Nya. Ada "bengkel Tuhan" yang sudah siapkan segalanya. Ketika hati sempit, maka kemrungsung pun menjepit.

Dadi wong ojo kemrungsung, dipenake wae. Karena kemrungsung, itu tanda perlahan Allah sedang menjauhkan kita dari-Nya ... Ojo kemrungsung #TGS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline