Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Bulan Bahasa 2019, SMP Pangudi Luhur Gelar "Demo Menulis for Millenials"

Diperbarui: 2 Oktober 2019   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi

Sebagai komitmen menegakkan budaya literasi di sekolah, SMP Pangudi Luhur Jakarta hari ini menggelar seminar literasi bertajuk "Demo Menulis for Millenials"; sebuah tips untuk membangun tradisi menulis siswa SMP. 

Diikuti sekitar 85 siswa dan menampilkan pembicara Syarifudin Yunus, pegiat literasi Indonesia yang sekaligus Dosen Unindra dan Pendiri Taman Bacaan Lentera Pustaka.

Acara yang dibuka oleh Pak Adi sebagai Wakepsek Bidang Kesiswaan ini digelar sebagai bagian rangkaian Bulan Bahasa 2019 SMP Pangudi Luhur. Ikut hadir di seminar Ibu Dyah, Ibu Wige, dan Pak Gregorius Agung. 

"Kami berharap dengan seminar literasi ini, siswa SMP Pangudi Luhur lebih berani dan mampu mengkespresikan ide secara positif dan mau mempublikasikannya sebagai wujud budaya literasi" ujar Pak Adi saat membuka acara.

Menariknya, dibimbing Syarifudin Yunus, siswa-siswi SMP Pangudi Luhur ternyata mampu menuntaskan sebuah tulisan dalam 1 paragraf dan dipublikasikan melalui instagram masing-masing berikut fotonya yang diambil mereka sendiri. 

Hal ini menjadi bukti bahwa kaum milenial seperti siswa SMP ternyata mampu menulis dengan baik bila dilatih dan dibiasakan. Sebagian besar siswa peserta seminar tampak antusias, di samping terpompa untuk lebih banyak menulis sebagai sebuah hobby atau kegemaran.

"Saya berharap kegiatan literasi seperti SMP Pangudi Luhur ini banyak dilakukan sekolah lain. Agar siswa SMP terbiasa menulis dan terbentuk budaya literasi yang kuat di sekolah. Itulah cara mencegah hoaks atau kata-kata negatif yang beredar luas di masyarakat" kata Syarifudin Yunus.

SMP Pangudi Luhur menyadari bahwa budaya literasi harus dimulai dari siswa. Sehingga nantinya, akan membentuk pola kemampuan literasi antara satu siswa dan siswa lain. Dengan demikian, budaya literasi di sekolah akan semakin meningkat. 

Sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan mempresentasikan miniatur masyarakat. Karena itu, tradisi membaca dan menulis harus ditumbuhkan lebih konkret di sekolah. Hal itulah yang dilakukan SMP Pangudi Luhur Jakarta.

Perlu diketahui, selama ini SMP Pangudi Luhur telah menjalankan program "jam literasi" seminggu sekali. Agar para siswa mampu meningkatkan kemampuan literasi, di samping terbentuk tradisi baca dan tulis yang lebih massif. Maka penting bagi semua pihak, di bulan bahasa Oktober, untuk berani menegakkan budaya literasi khususnya di sekolah.

Karena hakikatnya, budaya literasi adalah hadirnya kesadaran belajar untuk memahami seluruh aspek kehidupan. Karena memahami lebih baik daripada bereaksi ... #SeminarLiterasi #SMPPL #BudayaLiterasiSekolah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline