Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Selamat jalan BJ Habibie, eyang demokrasi dan ilmuwan Indonesia. Di usia 83 tahun, sosok Presiden ke-3 Republik Indonesia telah berpulang ke rahmatullah; ke pangkuan Allah SWT. Hari ini, Rabu 11 Septemebr 2019 pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
Sangat pantas, bangsa Indonesia menyebutnya Eyang Demokrasi dan Ilmuwan Indonesia.
Eyang, berarti kakak atau mbah. BJ Habibie, beliaulah sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk bangsa Indonesia. Bisa jadi, beliau menteri terlama yang mendampingi Presiden ke-2 Soeharto selama masa pemerintahannya. Bahkan pemikiran teknologi "berkelas dunia" pun didedikasikan untuk bangsa ini.
BJ Habibie adalah paket komplit negarawan yang dimiliki Indonesia.
Eyang demokrasi Indonesia, pantas disematkan pada beliau.
Karena di tangan-nyalah kehidupan berdemokrasi di Indonesia meraih momentum dan tonggak kebebasannya. Era yang disebut "reformasi". Sekalipun ia mewarisi kondisi negara yang kacau balau saat itu; marak kerusuhandan krisis ekonomi. Dengan berani, beliau membebaskan seluruh tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat serta berorganisasi. Bahkan dari balik perut pemerintahannya, lahir sejumlah undang-undang "demokrasi" di bumi Indonesia. UU Partai Politik, UU Pemilu, UU Susunan Kedudukan DPR/MPR. Bahkan UU Pers, UU Anti-Monopoli, UU Otonomi Daerah berkibar di eranya. Kita ingat, bila ada Presiden Indonesia yang mengajak wartawan untuk berdiskusi di istana presiden, beliaulah yang memulainya. Termasuk mencabut larangan berdirinya serikat buruh independen. Bahkan sebagai konsekuensi logis berpihak kepada demokrasi pula, di era beliau membolehkan referendum Timor Timur hingga warga Timor Timur memilih melepaskan diri dari Indonesia. Dan berujung pada penolakan MPR RI terhadap laporan pertanggungjawabannya sebagai Presiden.
Eyang ilmuwan Indonesia, titel yang lebih pantas disematkan pada beliau.
Karena di tangannya, teknologi industri di negeri ini mulai dibangun. Lompatan besar terjadi dari pemikiran dan cita-cita besarnya menjadikan bangsa Indonesia lebih maju, lebih bermartabat. Industri strategis, seperti PT Pindad, IPTN, Dirgantara Indonesia, hingga PT PAL direvitalisasi menjadi lebih berdaya. Penguasan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mencapai puncak keemasan di era beliau. Bila hari ini banyak orang getol teknologi, itu tidak dapat dilepaskan dari spirit beliau memajukan teknologi bangsa ini.
BJ Habibie memang telah pergi. Tapi ini momentum buat bangsa Indonesia agar jangan lupa sejarah. Karena hari ini, banyak anak bangsa yang terlalu mudah melupakan sejarah.
Bukan hanya demokrasi dan IPTEK, Pak Habibie pun telah menoreh catatan ekonomi yang luar biasa. Beliau-lah yang memecah problem ekonomi dan krisis moneter yang dialami bangsa ini kala itu.Nilai tukar terhadap US Dollar yang terus tertekan di masa itu hingga menyentuh Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu, di era Pak Habibie mampu menguat hingga Rp 6.500.