Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Tiga Tipe Penulis Kreatif yang Survive di Era Digital

Diperbarui: 1 Juli 2019   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tipe Penulis Kreatif yang Survive di Era Digital

Era digital bukan hanya menghadirkan tantangan. Tapi juga peluang bagi mereka yang bisa memanfaatkannya. Salah satunya, adalah dunia kepenulisan, khususnya menulis kreatif. Karena era digital yang identik dengan 1) digitalisasi, 2) otomatisasi, dan 3) kecerdasan buatan sama sekali tidakberguna manakala tidak mampu "dibahasakan" secara kreatif.

Makanya era digital, bisa dijadikan momentum untuk mengembangkan menulis kreatif sebagai proses. Atau bisa juga disebut penulisan kreatif. Masalahnya, mau atau tidak menjadi penulis kreatif?

Dari sisi kreativitas, setidaknya hanya ada tiga tipe penulis kreatif yang bisa "survive" di era digital, yaitu:

  1. Penulis inovatif, yaitu penulis yang selalu konsisten dalam menghadirkan tema dan ide-ide baru yang orisinal pada setiap karyanya.

  2. Penulis follower, yaitu penulis yang mampu melihat peluang dari tren karya sastra yang digemari masyarakat di era kekinian.

  3. Penulis momenial, yaitu penulis yang piawai dalam memanfaatkan momen tertentu atau peristiwa penting untuk membuat karya yang diterima pembaca. 

Artinya, menjadi satu di antara ketiga tipe penulis kreatif di atas pun sudah layak mendapat "panggung" atas setiap tulisan atau karyanya.

Hakikatnya, penulis kreatif harus menghadirkan karya yang berbeda. Karya yang tidak sama dengan karya pada umunya. Karena dalam menulis kreatif, ada dua point penting yaitu: 1) kemampuan menulis yang baik dan 2) kreativitas sebagai cerminan "beda" dibandingkan karya lainnya.

Sebagai contoh saja. Mampukah kita menghasilkan karya kreatif berkonsep seperti cerita "Malin Kundang" untuk zaman sekarang. Apa yang menjadi sebab anak durhaka kepada orang tua fi zaman now? Atau sebaliknya, apa yang menjadi orang tua "durhaka" barangkali kepada anaknya? Buatlah kisah seperti itu secara kreatif. Maka itu bisa disebut penulis kreatif.

Nah untuk mendalami menulis kreatif secara paripurna, buku "Kompetensi Menulis Kreatif" karya Syarifudin Yunus yang diterbitkan oleh Ghalia Indonesia tentu bisa jadi rujukan. Karena buku ini menyajikan cara dan langkah yang bia ditempuh agar mampu menulis dengan cara yang beda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline